Menangkal Aksi Teror ISIS di Afghanistan, Taliban Tegaskan Tidak Ada Kerja Sama dengan AS

- 10 Oktober 2021, 19:40 WIB
Juru bicara Taliban Suhail Shaheen.
Juru bicara Taliban Suhail Shaheen. /Tatyana Makeyeva/Reuters

PR DEPOK - Taliban mengesampingkan kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam menahan kelompok-kelompok ekstrimis di Afghanistan.

Sebelumnya, pejabat senior Taliban dan perwakilan AS telah saling bertemu pada akhir pekan ini di Doha, ibu kota Qatar.

Juru bicara politik Taliban Suhail Shaheen mengatakan bahwa tidak akan ada kerja sama dengan Washington untuk menahan kelompok ISIS yang semakin aktif di Afghanistan.

Baca Juga: Sinopsis Amanah Wali 5 Malam Ini, 10 Oktober 2021: Digo Makin 'Ajaib' hingga Emak Romlah Menikah dengan Toto

“Kami dapat mengatasi Daesh (ISIS) secara independen,” kata Shaheen sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Associated Press pada Minggu, 10 Oktober 2021.

Diketahui, ISIS bertanggung jawab atas sejumlah serangan baru-baru ini, termasuk bom bunuh diri Jumat yang menewaskan 46 minoritas Muslim Syiah dan melukai puluhan lainnya saat mereka salat di sebuah masjid di utara kota Kunduz.

ISIS telah melakukan serangan tanpa henti terhadap Syiah di negara itu sejak muncul di Afghanistan timur pada tahun 2014.

Baca Juga: Terendam Banjir, Restoran di Thailand Justru 'Kebanjiran' Pelanggan

ISIS juga dipandang sebagai kelompok teror yang menimbulkan ancaman terbesar bagi AS karena potensinya untuk melancarkan serangan terhadap target negara itu.

Pertemuan akhir pekan di Doha adalah yang pertama sejak pasukan AS menarik diri dari Afghanistan pada akhir Agustus, mengakhiri kehadiran militer 20 tahun ketika Taliban menyerbu negara itu.

Namun AS telah menekankan bahwa pembicaraan dengan Taliban tersebut bukan bagian pembukaan dalam pengakuan terhadap kelompok Islamis.

Baca Juga: 5 Pemain yang Dinilai Tidak Layak Bermain untuk Barcelona, Salah Satunya Martin Braithwaite

Pembicaraan itu juga terjadi setelah dua hari diskusi yang sulit antara pejabat Pakistan dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman di Islamabad yang berfokus pada Afghanistan.

Para pejabat Pakistan mendesak AS untuk terlibat dengan penguasa baru Afghanistan dan mengeluarkan miliaran dolar dana internasional untuk mencegah kehancuran ekonomi.

Pakistan juga memiliki pesan untuk Taliban, mendesak mereka untuk menjadi lebih inklusif dan memperhatikan hak asasi manusia dan kelompok etnis dan agama minoritas.

Baca Juga: Sinopsis Putri Untuk Pangeran 10 Oktober 2021: Jati Diri Penculik Putri Terkuak, Vitto Dalang di Baliknya?

Dilaporkan juga, Ameer Khan Muttaqi, menteri luar negeri yang ditunjuk Taliban untuk Afghanistan, mengatakan bahwa Taliban telah meminta AS untuk mencabut larangannya atas cadangan bank sentral Afghanistan.

Tidak ada kabar langsung dari Washington mengenai pembicaraan dengan Taliban di Doha tersebut.

Setelah serangan Jumat lalu, ulama Syiah Afghanistan mengkritik Taliban, menuntut perlindungan yang lebih besar di tempat-tempat ibadah mereka.

Baca Juga: Kapan Kartu Prakerja Gelombang 22 Dibuka? Berikut ini Bocoran Estimasi Waktunya

Afiliasi ISIS atau ISIS-K mengaku bertanggung jawab dan mengidentifikasi pembom sebagai Muslim Uyghur.

Klaim itu mengatakan serangan itu menargetkan Syiah dan Taliban karena kesediaan mereka untuk mengusir warga Uyghur untuk memenuhi tuntutan dari China.

Itu adalah serangan paling mematikan sejak pasukan AS dan NATO meninggalkan Afghanistan pada 30 Agustus.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah