PR DEPOK – Serangan terburuk dan mengerikan terjadi di masjid Syiah di Kota Kunduz, Afghanistan saat pelaksanaan salat Jumat pada 8 Oktober 2021.
Sebuah bom bunuh diri meledak di masjid Afghanistan timur laut dan menewaskan setidaknya 100 orang.
Kelompok ISIS, ISIS-K (Khorasan) di Afghanistan mengaku bertanggung jawab pada ledakan tersebut. Menurut saksi setempat, setidaknya 62 mayat sudah dikuburkan.
Baca Juga: Jadwal Acara TV di SCTV 11 Oktober 2021: Program FTV Pagi, Siang, dan Primetime Akan Temani Anda
Kabar penyerangan yang terjadi di masjid Afghanistan itu kemudian dikomentari oleh CEO Cyber Indonesia, Muannas Alaidid.
Sontak Muannas Alaidid menyindir politisi Partai Gerindra, Fadli Zon yang beberapa waktu lalu menyinggung soal pembubaran Densus 88 Antiteror.
Muannas Alaidid mengatakan bahwa masjid di Afghanistan terkena serangan bom bunuh diri lantaran di sana terdapat kelompok radikal yang tumbuh bebas.
Sementara jika kelompok radikal tersebut berada di Indonesia, lanjut dia, tentunya akan tertekan dengan keberadaan Densus 88 dan BNPT.
“Afghanistan hr ini, krn disana kelompok radikal bebas, disini gerakan mrk tertekan, ada Densus 88 AT & BNPT. Jgn krn dapil kt korbankan kedamaian kt dg bubarkan densus kayak @fadlizon,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @muannas_alaidid.
Sebelumnya, Muannas Alaidid juga merespons pernyataan Fadli Zon yang menyarankan Densus 88 dibubarkan.
“Baru ada wakil rakyat begitu ‘gelisah’ kalo rakyatnya tidur nyenyak dan hidup tenang seperti hari ini,” tuturnya.
Sebagai informasi, Fadli Zon menyarankan Densus 88 dibubarkan lantaran Densus 88 menyatakan bahwa Taliban menjadi inspirasi bagi teroris di Indonesia walaupun paham agamanya berbeda.
“Narasi semacam ini tak akan dipercaya rakyat lagi, berbau Islamifobia. Dunia sdh berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja. Teroris memang harus diberantas, tapi jgn dijadikan komoditas,” ujar Fadli Zon melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon.***