PR DEPOK - Tumpahan minyak kapal tanker yang ditambatkan di lepas pantai Yaman berpotensi mengganggu pasokan makanan dan air bagi jutaan orang di negara yang dilanda konflik itu.
Sebuah tim peneliti dari Universitas Stanford, Universitas Harvard, dan UC Berkeley merilis temuan model tentang dampak tumpahan minyak dari FSO Safer dalam sebuah makalah di jurnal Nature Sustainability.
Para peneliti menekankan tindakan mendesak diperlukan untuk menghentikan insiden itu yang akan memengaruhi warga Yaman, terlebih pelabuhan utama harus terpaksa ditutup yang nantinya memperburuk krisis kemanusiaan.
Baca Juga: Soroti Libur Maulid Nabi yang Digeser, dr Andi Khomeini: Gak Perlu Kecuali Ada Hal yang Memaksa
Sekitar 68 persen bantuan kemanusiaan ke Yaman masuk melalui pelabuhan Hodeidah dan Salif, yang terletak di dekat Safer yang dilanda bencana.
“Tumpahan dan dampak yang berpotensi menimbulkan bencana tetap sepenuhnya dapat dicegah melalui pembongkaran minyak,” kata studi tersebut, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Selasa, 12 Oktober 2021.
Diketahui, FSO Safer terbengkalai sejak dimulainya konflik di Yaman pada tahun 2015 antara pemerintah transisi dan pemberontak Houthi Yaman.
Kapal tanker minyak secara praktis ditinggalkan, namun di dalamnya mengandung 1,1 juta barel minyak, jumlah yang empat kali lipat jumlah tumpahan minyak yang paling merusak lingkungan di dunia bencana Exxon Valdez 1989.