Setelah Rusia dan China, Kini Amerika Serikat Uji Coba Tiga Prototipe Komponen Rudal Hipersonik

- 23 Oktober 2021, 12:54 WIB
Ilustrasi rudal hipersonik.
Ilustrasi rudal hipersonik. /Pixabay
PR DEPOK - Pentagon mengkonfirmasi bahwa pasukan AS telah melakukan tiga tes prototipe komponen rudal hipersonik.
 
Uji coba tiga tes prototipe tersebut dilakukan pasukan AS di tengah kekhawatiran dari Presiden AS Joe Biden tentang kemajuan China dalam senjata hipersonik.
 
Sandia National Laboratories, kontraktor pemerintah AS, mengatakan bahwa mereka telah melakukan tiga tes dengan sukses di Virginia sehari sebelumnya.
 
 
Tes akan menginformasikan pengembangan sistem senjata baru, kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
 
Semnatura, tentara dan angkatan laut AS akan melakukan penerbangan uji coba rudal hipersonik pada tahun 2022.
 
“Tujuan kami adalah untuk menghasilkan tempo testbed yang cepat dengan biaya yang lebih rendah dalam pengembangan dan peningkatan sistem senjata hipersonik di masa depan,” kata Manajer Program Sandia Ben English.
 
“Kami adalah batu loncatan teknologi antara pengujian dan simulasi laboratorium berbasis darat, dan uji senjata yang lebih lengkap,” lanjutnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Sabtu, 23 Oktober 2021.
 
Namun menurut laporan sebelumnya, sebuah roket pendorong yang membawa senjata hipersonik gagal selama tes terpisah pada Kamis lalu.
 
Senjata hipersonik bergerak di atmosfer atas dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara - atau sekitar 6.200 kilometer per jam, dan roket itu dapat menghindari sistem radar canggih.
 
 
"Tes ini juga menunjukkan teknologi hipersonik canggih, kemampuan, dan sistem prototipe dalam lingkungan operasi yang realistis," ujar Pentagon dalam sebuah pernyataan.
 
Biden menyatakan keprihatinannya tentang rudal hipersonik China, beberapa hari setelah sebuah laporan di surat kabar Financial Times bahwa Beijing telah menguji senjata luncur hipersonik berkemampuan nuklir.
 
Menanggapi laporan awal surat kabar itu, kementerian luar negeri China mengatakan bahwa mereka hanya meluncurkan pesawat luar angkasa.
 
“Dipahami bahwa ini adalah tes rutin kendaraan luar angkasa untuk memverifikasi teknologi penggunaan kembali pesawat ruang angkasa itu,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.
 
Amerika Serikat secara aktif mengejar pengembangan senjata hipersonik sebagai bagian dari program Serangan Global Prompt Konvensional sejak awal 2000-an.
 
Amerika Serikat dan saingan globalnya, termasuk China dan Rusia, telah mempercepat langkah mereka untuk membangun senjata hipersonik.
 
 
Pada Juli lalu, Rusia melaporkan peluncuran uji coba lain yang sukses dari rudal jelajah hipersonik Tsirkon.
 
Senjata yang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut sebagai bagian dari sistem rudal generasi baru yang tidak ada bandingannya di dunia.
 
Pejabat pertahanan Rusia mengatakan rudal itu melaju dengan kecepatan sekitar tujuh kali kecepatan suara sebelum berhasil mengenai sasaran darat di garis pantai Laut Barents yang jaraknya lebih dari 350 kilometer.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x