Mantan Perwira Intelijen Arab Saudi Tuding Putra Mahkota Mohammed bin Salman Psikopat Tanpa Empati

- 25 Oktober 2021, 21:32 WIB
Ilustrasi - Mantan perwira intelijen Arab Saudi, Saad Aljabri, tuding putra mahkota Mohammed bin Salman sebagai psikopat tanpa empati.
Ilustrasi - Mantan perwira intelijen Arab Saudi, Saad Aljabri, tuding putra mahkota Mohammed bin Salman sebagai psikopat tanpa empati. /Pixabay/Kaufdex.

PR DEPOK - Saad Al Jabri, seorang mantan perwira senior intelijen, menuding Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebagai psikopat tanpa empati.

Tudingan Saad Al Jabri ini dilontarkan atas landasan bualan Putra Mahkota Mohammed bin Salman bahwa dia bisa membunuh penguasa kerajaan saat itu, yakni Raja Abdullah.

Dalam wawancara di TV AS, Saad Al Jabri mengatakan bahwa dia telah diperingatkan seorang rekan pada tahun 2008, setelah pembunuhan Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi.

Baca Juga: Terjadi Tiba-tiba, Denny Darko Ramal Angka Kematian Gelombang Ketiga Covid-19 Tidak Akan seperti Dulu

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian, Senin 25 Oktober 2021, Saad Al Jabri menambahkan bahwa tim pembunuh Arab Saudi sedang menuju ke Kanada untuk membunuhnya.

Sebelumnya, Saad Al Jabri diketahui telah melarikan diri dari Arab Saudi pada Mei 2017 dan tinggal di pengasingan di Kanada.

Dikabarkan sebelumnya, beberapa detail dari dugaan pembunuhan tersebut, yang dirinci dalam litigasi di AS dan Kanada, telah dilaporkan.

Namun dalam wawancara itu yang merupakan pertama kalinya Saad Al Jabri berbicara secara terbuka, dia menceritakan tentang perpisahannya dengan Pangeran Mohammed.

Baca Juga: Terawang Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia, Denny Darko: Sudah di Depan Mata Tinggal...

Tak hanya itu, dia juga membeberkan tentang nasib dua anak bungsunya, yakni Sarah dan Omar yang ditangkap dan dipenjara di Arab Saudi sebagai tawanan agar dirinya kembali ke negara tersebut.

“Saya harus angkat bicara. Saya memohon kepada rakyat Amerika dan pemerintah Amerika untuk membantu saya membebaskan anak-anak itu dan memulihkan kehidupan mereka,” katanya.

Akan tetapi pada kenyataannya pemerintah Arab Saudi tidak menanggapi Saad Al Jabri dan justru mengatakan ia merupakan mantan pejabat pemerintah yang didiskreditkan dengan sejarah panjang karena telah melakukan tindak korupsi di negara itu.

Baca Juga: Keluarkan Banyak Darah, Perempuan di Skotlandia Menyesal Lakukan Filler Bibir

“Saya berharap untuk dibunuh suatu hari karena orang ini tidak akan beristirahat sampai dia melihat saya mati,” kata Saad Al Jabri menjelaskan.

Kendati demikian, Arab Saudi membantah adanya upaya pembunuhan terhadap Saad Al Jabri di Kanada.

Pihak Arab Saudi juga membantah bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi yang terjadi di tahun 2018 silam diperintahkan oleh Pangeran Mohammed.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah