Lebih lanjut, dia mengatakan peluang pembukaan perbatasan antara China dan Korea Utara dalam waktu dekat sangat tipis.
"Mereka mengatakan kita harus mengurangi jumlah makanan yang dimakan dan perlu mengencangkan perut lebih lama dari sebelumnya," tutur dia.
"Mereka memberitahu kita untuk bertahan sampai 2025 sama dengan menyuruh kita kelaparan," pungkas seorang warga Korea Utara itu.
Dikabarkan sebelumnya, dunia telah lama mengetahui bahwa kekurangan pangan adalah hal biasa di Korea Utara.
Namun pandemi Covid-19 telah memperburuk situasi hingga harga pangan sekarang dilaporkan melonjak di bawah pemerintahan Kim Jong Un.
Hal tersebut terjadi lantaran Korea Utara harus bergantung pada makanan yang diproduksi sendiri dan dianggap tidak signifikan.
Dalan hal ini, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meyakini Korut dilanda kekurangan pangan sekitar 860.000 ton atau sekitar dua bulan.
Baru-baru ini, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengungkapkan bahwa sekitar 40 persen penduduk Korea Utara kekuarangan gizi.***