Update Covid-19: Kasus Capai 250 Juta di Seluruh Dunia, Eropa Timur Jadi Sorotan

- 8 November 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi - Angka kasus Covid-19 telah mencapai 250 juta di seluruh dunia, di mana Eropa timur menjadi sorotan.
Ilustrasi - Angka kasus Covid-19 telah mencapai 250 juta di seluruh dunia, di mana Eropa timur menjadi sorotan. /Pixabay/Johaehn.

PR DEPOK – Kasus global Covid-19 telah melampaui angka 250 juta per Senin, 8 November. Beberapa negara di Eropa Timur mengalami lonjakan serius kasus infeksi wabah.

Jumlah infeksi Covid-19 di seluruh dunia nampak belum bisa ditekan ke angka yang diharapkan oleh World Health Organization (WHO).

Di tengah banyak negara telah melanjutkan perdagangan dan pariwisata, tetapi pada kenyataannya penyebaran Covid-19 belum benar-benar terkendali.

Baca Juga: Selesaikan Syuting Film John Wick 4, Donnie Yen Berterima Kasih kepada Keanu Reeves dan Chad Stahelski

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, jumlah rata-rata harian kasus Covid-19 telah turun 36 persen selama tiga bulan terakhir.

Kendati demikian, kasus pandemi Covid-19 masih menginfeksi ke 50 juta orang setiap 90 hari karena varian Delta yang sangat menular.

Hal ini perlu diperhatikan karena butuh hampir satu tahun untuk mencatat 50 juta pertama kasus Covid-19 yang menandakan varian Delta ini lebih sulit ditangani.

Pakar kesehatan optimis bahwa banyak negara telah melewati periode terburuk berkat vaksin dan reaksi imunitas alami.

Baca Juga: Vanessa Angel Datang dalam Mimpi, Ibu Ini Akui Ingin Sampaikan Amanah: Dia Ingin Menitipkan Anaknya..

Meskipun mereka memperingatkan bahwa cuaca yang lebih dingin dan masa libur natal dan tahun baru yang akan datang dapat meningkatkan jumlah kasus infeksi.

"Kami pikir periode ini dan akhir 2022 adalah titik di mana kita dapat mengendalikan virus ini (Covid-19)," ucap seorang ahli epidemiologi, Maria Van Kerkhove.

"Kini, kita dapat secara signifikan mengurangi gejala parah dan kematian," tutur salah satu pimpinan WHO menambahkan.

Menurut Reuters, infeksi masih meningkat di 55 dari 240 negara, dengan Rusia, Ukraina, dan Yunani yang mendekati rekor kasus positif sejak pandemi dimulai dua tahun lalu.

Baca Juga: Reuni 212 Bisa Jadi Festival Islam Terbesar di Dunia, Refly Harun: Maka Kita Punya Sarana Promosikan Negara

Eropa Timur memiliki tingkat vaksinasi terendah di Eropa. Lebih dari setengah dari semua infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia berasal dari negara-negara di Eropa, dengan satu juta infeksi baru setiap empat hari.

Beberapa wilayah di Rusia mengatakan bahwa minggu ini bahwa mereka bisa saja memberlakukan pembatasan sosial tambahan.

Mereka juga mempertimbangakan, untuk memperpanjang penutupan tempat kerja karena negara tersebut mencatat banyak kematian akibat penyakit tersebut.

Beberapa pemimpin dunia telah menekankan perlunya meningkatkan program vaksinasi di seluruh dunia, terutama di negara-negara yang yang masuk kategori miskin.

Baca Juga: Berstatus PPKM Level 1, DKI Jakarta Kini Jadi Penyumbang Kasus Positif Covid-19 Tertinggi

Lebih dari setengah populasi dunia belum menerima dosis tunggal vaksin Covid-19, menurut Our World in Data.

Angka tersebut bahkan turun menjadi kurang dari lima persen di negara-negara berpenghasilan rendah.

Meningkatkan akses vaksin akan menjadi agenda pertemuan kelompok perdagangan Asia-Pasifik yang akan diselenggarakan secara virtual oleh Selandia Baru pada pekan ini.

Anggota APEC yang juga meliputi Rusia, China dan Amerika Serikat, berjanji pada pertemuan khusus pada bulan Juni untuk memperluas pembagian dan pembuatan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Luhut Tidak Khawatir Dilaporkan KPK, Gus Umar: Mana Ada yang Berani Melawan Anda

Selain itu, anggota APEC juga memiliki rencana menghilangkan hambatan perdagangan untuk obat-obatan tersebut.

"Bersama-sama kami terus menjaga rantai pasokan berfungsi dan mendukung perdagangan pasokan medis yang vital, termasuk alat uji, APD dan sekarang vaksin," kata PM Selandia Baru Jacinda Ardern.

WHO dan kelompok lainnya mengimbau para pemimpin negara dengan ekonomi terbesar dunia untuk mendanai rencana mereka yang bernilai 23,4 miliar dollar AS (Rp333 triliun).

Dana tersebut akan digunakan untuk distribusi vaksin, tes, dan obat-obatan Covid-19 ke negara-negara miskin dalam 12 bulan ke depan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x