Setelah pelatihan lanjutan di Thailand, Inggris, AS dan Australia, ia mengambil peran sebagai perwira di angkatan bersenjata Thailand dan juga menjadi pilot pesawat tempur.
Raja menghabiskan sebagian besar waktunya di vila tepi danaunya di kota Tutzing, Jerman, yang dikenal sebagai taman bermain bagi orang kaya.
Perjalanannya juga bertepatan dengan putusan pengadilan konstitusi Thailand pada Rabu lalu bahwa tuntutan pengunjuk rasa untuk menyerukan reformasi monarki adalah penyalahgunaan hak dan kebebasan dan membahayakan keamanan negara.
Protes melanda Thailand atas undang-undang lèse-majesté yang menjadikannya pelanggaran yang dapat dihukum bagi siapa saja yang diduga memfitnah, menghina atau mengancam raja, ratu, pewaris atau bupati.
Baca Juga: Terkait Kembalinya Dani Alves, Barcelona: Back In DA House!
Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa orang yang melanggar akan dapat menghadapi tuntutan antara tiga dan 15 tahun penjara.
Putusan itu digambarkan sebagai "kudeta yudisial" oleh aktivis hak asasi manusia yang mengatakan itu dapat membuka jalan bagi lebih banyak kasus hukum terhadap para pengunjuk rasa.***