Selama persidangan pada pertengahan 1990-an, Chun Doo Hwan dengan lugas membela kudeta yang diperlukan untuk menyelamatkan negara dari krisis politik dan membantah mengirim pasukan ke Gwangju.
"Jika situasi yang sama terjadi, saya yakin saya akan mengambil tindakan yang sama," ujar Chun di pengadilan dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Independent.
Chun Doo Hwan lahir pada 6 Maret 1931, di Yulgok-myeon, sebuah desa pertanian miskin di daerah tenggara Hapcheon, selama pemerintahan Jepang atas Korea.
Dia bergabung dengan militer setelah lulus dari sekolah menengah. Kemudian naik pangkat hingga menjadi komandan pada tahun 1979.
Mengambil alih penyelidikan pembunuhan Presiden Park Chung-hee di tahun yang sama, Chun merayu sekutu militer kunci dan mendapatkan kendali badan intelijen Korea Selatan untuk memimpin kudeta 12 Desember.
Delapan tahun masa pemerintahan Presiden Chun di Gedung Biru kepresidenan Korea Selatan ditandai dengan kebrutalan dan represi politik.
Namun di sisi lain, dalam masa pemerintahan Presiden Chun juga ditandai dengan meningkatnya kemakmuran ekonomi bagi Korea Selatan.
Presiden Chun Doo Hwan mengundurkan diri dari jabatannya di tengah gerakan demokrasi nasional yang dipimpin mahasiswa pada tahun 1987 menuntut sistem pemilihan langsung.