Penyelidikan Serangan Capitol Berlanjut, Panel Gali Informasi Soal Pesan Teks Antara Trump dan Pembaca Berita

- 6 Januari 2022, 19:47 WIB
Gedung Capitol Hill - Seorang pembaca berita kini menjadi fokus terbaru dari penyelidikan soal serangan Capitol usai diketahui bertukar pesan dengan Trump.
Gedung Capitol Hill - Seorang pembaca berita kini menjadi fokus terbaru dari penyelidikan soal serangan Capitol usai diketahui bertukar pesan dengan Trump. /Reuters/ Elizabeth Frantz//

PR DEPOK – Panel DPR AS yang menyelidiki serangan 6 Januari 2021 di Capitol telah meminta pembaca berita Sean Hannity untuk memberikan informasi tentang pesan teksnya dengan mantan Presiden Donald Trump.

Pasalnya, pembaca berita itu disinyalir bertukar pesan bukan hanya dengan Donald Trump, tetapi juga dengan ajudan dan pengacara mantan Presiden AS saat itu.

Para penyelidik mengirim surat yang meminta pembaca berita Hannity secara sukarela menjawab pertanyaan tentang berbagai hal termasuk komunikasinya dengan Donald Trump.

Panel DPR AS juga meminta keterangan dari pembaca berita tersebut terkit komunikasinya dengan Kepala Staf Mark Meadows dan lainnya pada hari-hari sekitar serangan di Capitol.

Baca Juga: Azis Syamsuddin Menangis di Depan Saksi Saat Persidangan: Saya Tak Mau Orang Lain Tahu

Pada serangan yang terjadi setahun lalu itu, ribuan pendukung Donald Trump menyerbu kursi demokrasi AS di Washington, DC.

Mereke berupaya untuk mencegah anggota parlemen mengesahkan kemenangan pemilihan Presiden Joe Biden.

"Saya sangat khawatir tentang 48 jam ke depan," tulis Hannity di salah satu pesan teks pada malam serangan itu, menurut surat legislator kepada Hannity, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Usai Temui Haji Faisal, Komnas PA Tegas ke Doddy Sudrajat: Nggak Perlu Tes DNA Gala Sky, Itu Bentuk Kekerasan

Dalam teks lain ke Meadows, Hannity menulis soal tekanan Pence dan penasihat Gedung Putih akan pergi.

"Mengapa Anda khawatir tentang 48 jam ke depan?" Perwakilan Bennie Thompson, ketua komite, dan Liz Cheney, wakil ketuanya, bertanya kepada Hannity.

Surat itu menambahkan bahwa komunikasi Hannity menunjukkan bahwa dia memiliki pengetahuan tentang kekhawatiran Kantor Penasihat Gedung Putih Presiden Trump mengenai legalitas rencana mantan Presiden untuk 6 Januari.

Baca Juga: Susul BTS, Yeonjun TXT Mulai Buka Akun Instagram Pribadi, MOA Ayo Segera Follow!

Anggota parlemen mengatakan mereka memiliki lusinan pesan teks antara Hannity, Meadows, dan lainnya terkait dengan pemilihan 2020 dan upaya Presiden Trump untuk memperebutkan hasil pemungutan suara.

"Saat ini, kami secara khusus fokus pada serangkaian komunikasi Anda dengan Presiden Trump, staf Gedung Putih, dan tim hukum Presiden Trump antara 31 Desember 2020, dan 20 Januari 2021," tulis Cheney dan Thompson kepada Hannity.

Anggota parlemen mengatakan komunikasi Hannity tidak tunduk pada hak istimewa apa pun dan terkait dengan masalah yang sedang diselidiki oleh komite.

Baca Juga: Jadi Aktor Kemenangan Barcelona, Xavi Puji Penampilan Dembele: Dia Membuat Perbedaan

Dalam surat itu, Thompson dan Cheney mengatakan bahwa panitia terpilih sangat menghormati Amandemen Pertama Konstitusi, kebebasan pers, dan hak orang Amerika untuk mengekspresikan pendapat politik mereka secara bebas.

“Untuk alasan itu, kami tidak bermaksud untuk mencari informasi dari Anda mengenai siaran di radio atau televisi, laporan atau komentar publik Anda, atau pandangan politik Anda mengenai calon pejabat manapun,” tegas Thompson dan Cheney.

Jay Sekulow, pengacara Hannity, mengatakan bahwa mereka sedang meninjau surat komite dan akan menanggapi sebagaimana mestinya.

Baca Juga: Cara Daftar DTKS Online 2022 via Aplikasi untuk Dapatkan Bansos PKH Rp3 Juta dan BPNT Kartu Sembako Setahun

Lima orang, termasuk seorang perwira Polisi Capitol, tewas dan puluhan orang terluka selama atau setelah insiden itu.

Lebih dari 700 orang telah ditangkap sehubungan dengan serangan gencar selama berjam-jam di Capitol oleh para pendukung Donald Trump,

Hannity sebelumnya mengkritik kekerasan yang terjadi pada 6 Januari. Namun, dia juga sangat kritis terhadap komite dan pekerjaannya.

Baca Juga: Marak Kekerasan Seksual, Susi Pudjiastuti Minta RUU PKS dan Turunannya Segera Diundangkan

Dia juga mengeluh tentang anggota komite Cheney yang mempublikasikan teks-teksnya.

“Apakah kita percaya pada privasi di negara ini? Ternyata tidak," ujarnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x