Usai Tewaskan 33 Tentara Turki di Idlib, PBB Serukan Genjatan Senjata

- 29 Februari 2020, 13:26 WIB
SEKRETARIS Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan tentang situasi di Suriah di Markas Besar PBB di Manhattan, kota New York, New York, AS pada 28 Februari 2020.*
SEKRETARIS Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan tentang situasi di Suriah di Markas Besar PBB di Manhattan, kota New York, New York, AS pada 28 Februari 2020.* /REUTERS / Carlo Allegri/

PIKIRAN RAKYAT - Usai tewaskan 33 tentara Turki kemarin, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres menyerukan genjatan senjata pada pertemuannya bersama anggota PBB dari 15 negara lain pada Jumat, 28 Februari 2020.

Antonio Guterres menggambarkan peningkatan pertempuran yang terjadi di barat laut Suriah yang berhasil menewaskan puluhan tentara Turki sebagai "salah satu momen yang paling mengkhawatirkan".

Pasukan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, telah berjuang untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai pemberontak di Suriah setelah sembilan tahun perang.

Turki pun telah mengirim ribuan pasukan militer ke wilayah Idlib menanggapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung para pemberontak.

Baca Juga: Uang Pecahan Rp 10.000 Lama Sudah Tidak Berlaku, Simak Faktanya 

"Kami menyerukan agar Federasi Rusia segera mendaratkan pesawat tempurnya, dan kami menyerukan semua pasukan Suriah dan pendukung Rusia mereka untuk mundur ke garis gencatan senjata yang pertama kali didirikan pada 2018," kata Duta Besar AS untuk PBB, Kelly Craft, kepada dewan seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Atas kematian 33 Tentara Turki, pihak Rusia memberikan penjelasannya pada PBB.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan bahwa pasukan Turki berbagi koordinat wilayah dengan Rusia, yang kemudian diberikan kepada pasukan pemerintah Suriah untuk menghindari konflik di lapangan.

Dia mengatakan pesawat tempur Rusia tidak memberikan dukungan di daerah di mana tentara Turki tewas.

Baca Juga: Hari Ini Tahun Kabisat, Berikut 6 Fakta Menarik Tanggal 29 Februari yang Jarang Diketahui 

"Koordinat yang disampaikan kemarin tidak menyebutkan daerah di mana puluhan tentara Turki itu tewas," kata Vassily Nebenzia.

Sementara, Duta Besar Turki untuk PBB Feridun Sinirlioglu membantah laporan Nebenzia, mengatakan bahwa "jalur radar" menunjukkan bahwa pemerintah Suriah dan pesawat Rusia terbang dalam formasi selama masa serangan.

"Kami sebelumnya telah berkoordinasi secara tertulis dengan pasukan Rusia tentang lokasi serangan udara dan serangan kami terus berlanjut meskipun ada peringatan segera setelah serangan pertama," katanya.

Feridun Sinirlioglu mengatakan pasukan Turki sendirian di daerah itu dan "kesimpulan logisnya adalah bahwa mereka sengaja diserang".

Baca Juga: Jangan Dibuang, Simak 7 Manfaat Kulit Pisang, Salah Satunya untuk Menyemir Sepatu 

Dia mengatakan Turki tidak ingin perang tetapi jika keamanannya terancam, mereka tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan menyerang balik.

Craft mendesak Kepala PBB Antonio Guterres untuk melakukan segalanya dengan kekuatannya untuk menengahi gencatan senjata, dengan mengatakan, "PBB harus memainkan peran aktif sentral jika kita ingin menghindari eskalasi yang lebih besar," ujarnya.

Menjelang pertemuan Dewan Keamanan, Antonio Guterres menyerukan agar gencatan senjata segera dilakukan sebelum situasi sepenuhnya di luar kendali.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x