"Seorang yang disebut jurnalis secara terang-terangan menghina presiden kami di saluran televisi yang tidak memiliki tujuan selain menyebarkan kebencian," tulis Altun dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Straitstimes, 23 Januari 2022.
Altun juga mengutuk perilaku tersebut, menurutnya hal seperti itu tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab.
"Saya mengutuk arogansi ini, amoralitas ini dalam istilah yang paling kuat. Ini bukan hanya tidak bermoral, tetapi juga tidak bertanggung jawab," ungkap Altun.
Di sisi lain, serikat wartawan Turki menyebut penangkapan Kabas sebagai serangan serius terhadap kebebasan berekspresi.
Kelompok hak asasi secara rutin menuduh Turki merusak kebebasan media dengan menangkap wartawan dan menutup media kritis.
Mereka menyebut hal itu terjadi terutama sejak Erdogan selamat dari kudeta yang gagal pada Juli 2016.***