Rwanda Berhasil Temukan Kuburan Genosida yang Tampung 30.000 Mayat

- 7 April 2020, 13:11 WIB
RWANDA Temukan Kuburan Genosida yang Tampung 30.000 Mayat.*
RWANDA Temukan Kuburan Genosida yang Tampung 30.000 Mayat.* /Independent/

PIKIRAN RAKYAT - Pihak berwenang Rwanda telah menemukan kuburan massal berisi hingga 30.000 mayat.

Penemuan ini terjadi lebih dari 25 tahun setelah genosida terjadi di negara itu, di mana sekitar 800.000 etnis Tutsi dan Hutu moderat terbunuh.

Sebanyak 50 mayat berhasil digali sejauh ini dari bendungan di sebuah lembah yang terletak di luar ibu kota Kigali.

Upaya penggalian lebih lanjut saat ini terhambat oleh penguncian akibat virus corona di negara Afrika Timur tersebut.

Baca Juga: IDI Ingatkan Mohammad Idris Miliki Rencana Mitigasi Bencana Covid-19Baca Juga: IDI Ingatkan Mohammad Idris Miliki Rencana Mitigasi Bencana Covid-19 

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs The Independent pada Selasa, 7 April 2020, penemuan kuburan massal ini dianggap sebagai temuan paling penting tahun ini karena bersamaan dengan peringatan 26 tahun genosida Rwanda yang tepat diperingati hari ini.

Laporan penemuan jenazah muncul ketika banyak orang yang dihukum dalam genosida dibebaskan dari penjara setelah menjalani hukuman mereka dan menawarkan informasi baru tentang kuburan korban genosida.

Informasi lain tentang kuburan massal di bendungan lembah itu berasal dari penduduk yang tinggal di sekitarnya.

"Tantangan yang kami hadapi sekarang adalah bendungan lembah berisi air, tetapi kami berusaha mengeringkannya," kata Naphtal Ahishakiye, sekretaris eksekutif organisasi korban genosida.

Baca Juga: Cek Fakta: Miliarder Dikabarkan Bunuh Diri karena Keluarganya Positif Corona 

Pihaknya mengatakan bendungan itu telah digali bertahun-tahun sebelum genosida untuk menampung air bagi pertanian padi di sana.

Ketika kuburan korban genosida ditemukan, beberapa orang yang selamat mempertanyakan apakah rekonsiliasi dapat diwujudkan jika pelaku pembunuhan menyembunyikan informasi tentang di mana orang-orang dikuburkan.

Di samping itu, menggali kuburan jenazah selama pandemi virus corona sangat menantang karena orang tidak bisa berkumpul, kata Ahishakiye.

"Tapi kami mencoba yang terbaik sehingga kami memberikan penguburan yang layak kepada orang mati," ucapnya.

Baca Juga: Bayi Baru Lahir di Thailand Pakai Perisai Pelindung Virus Corona 

Rwanda disebutkan akan mengadakan acara untuk peringatan 26 tahun genosida tahun ini di televisi dan media sosial karena larangan pertemuan publik.

Genosida yang terjadi di Rwanda terjadi antara 7 April dan 15 Juli 1994.

Ekstremis etnis Hutu menargetkan dan membantai anggota minoritas Tutsi serta lawan politik mereka terlepas dari asal etnis mereka. Sekitar 70 persen populasi Tutsi di negara itu terbunuh.

Hari ini, Rwanda memiliki dua hari libur nasional untuk mengenang genosida dan penolakan atau revisionisme historis dari genosida adalah pelanggaran pidana berat.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x