12 Mayat Migran Membeku Ditemukan di Area Perbatasan, Mendagri Turki: Mereka Ditolak Masuk Yunani

- 3 Februari 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi imigran.
Ilustrasi imigran. /geralt/Pixabay

PR DEPOK - 12 mayat migran yang sebagian berpakaian membeku ditemukan di Turki, dekat perbatasan dengan Yunani.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengunggah sebuah gambar blur di Twitter yang menunjukkan mayat-mayat tergeletak di pinggir jalan dekat kota perbatasan barat laut Ipsala.

Dalam unggahan gambar tersebut, dari 12 mayat membeku yang ditemukan beberapa hanya mengenakan celana pendek dan kaos tipis.

Baca Juga: Dibuka Sejak 2 Februari, Begini Cara Daftar KIP Kuliah 2022 Lewat Online

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Kamis, 3 Februari 2022, Mendagri Turki menyebutkan bahwa kedua belas mayat itu merupakan kelompok yang tertolak memasuki perbatasan oleh otoritas Yunani.

12 dari 22 migran yang dipaksa kembali oleh Unit Perbatasan Yunani telah mati membeku,” tulis Soylu.

Soylu bahkan mengatakan bahwa kedua belas migran telah dilucuti pakaian dan sepatunya.

Baca Juga: Punya Intuisi yang Kuat, Firasat 3 Zodiak Ini Sering Kali Benar

Pasalnya, suhu di daerah itu bisa turun antara dua atau tiga derajat Celcius pada malam hari di Januari-Februari.

Mendagri Turki itu juga menuduh penjaga perbatasan Yunani berperilaku jahat dan mengatakan Uni Eropa lemah serta tidak manusiawi.

Sementara itu, Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi mengatakan insiden kematian itu adalah tragedi, dan menuduh Turki menggemakan propaganda palsu.

Baca Juga: Alasan Haji Faisal Tak Ingin Fuji Cepat Menikah: Masa Depan Masih Panjang

“Para migran ini tidak pernah berhasil sampai ke perbatasan. Apa yang disebut Turki adalah omong kosong," ujar Mitarachi.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan pihaknya turut prihatin atas musibah yang menimpa kedua belas migran yang tewas membeku tersebut.

“Mengumumkan laporan penolakan terhadap orang-orang yang bergerak di beberapa perbatasan Eropa dan banyak bagian dunia sangat memprihatinkan dan harus diselidiki serta diambil tindakan,” kata Juru Bicara IOM Safa Msehli.

Baca Juga: Bela Israel dari Tuduhan Politik Apartheid, PM Australia: Tak Ada Negara yang Sempurna

“Kami menegaskan kembali bahwa praktik seperti itu dilarang berdasarkan hukum internasional dan tidak boleh terjadi dalam keadaan apapun”

“Kewajiban dan keutamaan menyelamatkan nyawa serta memprioritaskan kesejahteraan dan hak asasi para migran sangat penting untuk integritas perbatasan manapun,” tuturnya.

Turki kerap menuduh Yunani secara ilegal menolak para migran dan pencari suaka yang ingin masuk ke Eropa melintasi perbatasan bersama kedua negara dengan berjalan kaki maupun dengan perahu.

Baca Juga: Studi: Konsumsi Minuman Manis Instan Terlalu Sering Berkaitan dengan Meningkatnya Risiko Kanker Usus

Yunani membantah tuduhan bahwa tindakannya melanggar hukum internasional, dan mengatakan pihaknya melakukan tugasnya untuk melindungi perbatasan tenggara Uni Eropa.

Yunani adalah salah satu rute utama ke Uni Eropa bagi para migran dan pengungsi dari Afrika, Timur Tengah dan sekitarnya, meskipun jumlah orang yang mencoba perjalanan tersebut telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Badan pengungsi PBB memperkirakan bahwa lebih dari 2.500 orang tewas atau hilang di laut ketika mereka mencoba mencapai Eropa dari Afrika Utara dan Turki tahun lalu.

Baca Juga: Dani Carvajal Soal Kylian Mbappe ke Real Madrid: Dia Memakai Jersey Kami di Masa Depan

Di bawah kesepakatan 2016 yang baru-baru ini diperpanjang, Uni Eropa memberikan bantuan miliaran dolar kepada Ankara dengan imbalan Turki setuju untuk menampung pengungsi dari Suriah dan negara-negara lain.

Saat ini ada hampir empat juta pengungsi Suriah serta sekitar 300.000 warga Afghanistan di Turki.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah