Lockdown Timbulkan Masalah Baru, Penduduk Paraguay Harus Menderita Kelaparan

- 14 April 2020, 20:50 WIB
Satu keluarga yang mengendarai sepeda untuk melakukan tes di Paraguay
Satu keluarga yang mengendarai sepeda untuk melakukan tes di Paraguay /The Guardian

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Virus Corona atau COVID-19 masih menjadi perhatian publik di seluruh penjuru dunia.

Ketika virus corona melanda Amerika Selatan, Paraguay menjadi salah satu negara pertama yang mengambil sejumlah langkah mengatasi virus itu.

Setelah kasus kedua ditemukan, maka pemerintah Paraguay mulai mengambil kebijakan untuk menutup sekolah dan melarang pertemuan publik.

Baca Juga: Berkat Corona, Perusahaan Robot Pelayan Pasien di Tiongkok Kebanjiran Pesanan

Kebijakan lockdown nampaknya memang bisa mengendalikan penyebaran virus corona ini tetapi disamping itu, ternyata muncul masalah baru.

Sejumlah penduduk di Paraguay harus kelaparan di rumah mereka sendiri.

Presiden Mario Abdo Benítez telah banyak dikritik oleh penduduk setempat karena dinilai gagal mendukung orang-orang yang tidak berpenghasilan selama lockdown ini.

Baca Juga: Beda Pendapat dengan Donald Trump, Penasehat Kesehatan Anthony Fauci Dikabarkan Dipecat

Lockdown sendiri akan berakhir pada pekan ketiga dan akan berlanjut hingga 19 April 2020.

Terdapat 65 persen pekerja di Paraguay yang mencari nafkah di ekonomi informal dan saat ini tidak memiliki akses untuk tunjangan selama krisis virus corona.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Guardian salah seorang pengerajin, Valentina Osuna yang tinggal di desa Qom Rosarino mengatakan dia tidak lagi bisa menjual kerajinannya.

Baca Juga: Polisi di India Diserang Orang Tak Dikenal saat Berpatroli Lockdown

"Tidak ada dukungan, tidak ada apa pun dari negara. Anak-anak saya lapar," katanya.

Presiden Mario Abdo Benítez sudah meminta maaf atas situasi ini dan mohon kesabaran.

Karena bantuan tak kunjung datang, masyarakat di sana terus menagih janji terkait bantuan, mereka meminta barang-barang dasar seperti susu, roti, dan obat-obatan.

Baca Juga: Depok Terapkan PSBB, Jam Operasional Pasar Tradisional hingga Modern Dibatasi

Seperti yang terjadi di seluruh Amerika Latin, krisis virus corona telah menimbulkan ketidaksetaraan sosial dan buruknya infrastruktur publik.

Di tengah kemarahan yang meluas, pemerintah berjanji akan mereformasi negara yang kekurangan dana.

Namun, bagi Alicia Amarilla, koordinator nasional Organisasi Perempuan Pedesaan dan Pribumi, mengungkapkan bahwa janji-janji reformasi tidak dapat menjamin untuk keluarga kurang mampu di Paraguay.

Baca Juga: Tio Pakusadewo Ditangkap karena Narkoba, Mengulang Cerita 3 Tahun Lalu

Paraguay melaporkan infeksi virus corona terendah di Amerika Selatan, saat ini tercatat 129 kasus yang telah dikonfirmasi dan enam kasus kematian.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah