Klorokuin Sebabkan Komplikasi Jantung, Uji Coba Obat Virus Corona Dihentikan

- 16 April 2020, 20:55 WIB
Petugas menunjukkan obat Chloroquine yang akan diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu 21 Maret 2020.
Petugas menunjukkan obat Chloroquine yang akan diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu 21 Maret 2020. /- . - Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra/pras.

PIKIRAN RAKYAT - Terdapat lebih dari 1 juta kasus di seluruh dunia, Virus Corona kini masih menjadi momok yang sangat menakutkan.

Para Ilmuan terus berjuang melakukan penelitian untuk menemukan obat yang disebabkan oleh virus corona.

Sejak kemunculannya di Wuhan, Tiongkok, penelitian awal sudah dilakukan.

Baca Juga: Viral Tas dari Tulang Manusia Buatan Desainer Indonesia, Dijual Rp 78,5 Juta

Studi awal menunjukkan bahwa obat antimalaria atau yang lebih dikenal dengan klorokuin dapat digunakan untuk memerangi virus corona.

Tapi ternyata berdasarkan hasil uji coba, obat tersebut lebih berbahaya.

Uji coba obat Klorokuin, kini telah dihentikan setelah beberapa pasien virus corona mengalami komplikasi jantung.

Baca Juga: Jadi Teman Mengobrol PDP dan ODP Virus Corona, Aksi Relawan Jaga Tingkat Stres

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Mirror, terdapat 440 pasien yang telah telah diberikan Klorokuin dalam penelitian yang dilakukan di Tropical Medicine Foundation, Brasil.

Yang mengkhawatirkan, beberapa pasien dalam kelompok dosis tinggi mengalami masalah pada irama detak jantung.

Bahkan, dua pasien mengalami detak jantung yang cepat dan abnormal sebelum meninggal.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Peneliti Harvard Jual Virus Corona ke Tiongkok, Simak Faktanya

Klorokuin telah menjadi sorotan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut obat ini berpotensi menjadi obat untuk menghentikan virus corona.

Sebagai hasil dari temuan itu, para peneliti segera menghentikan kelompok studi dosis tinggi.

Mereka memperingatkan agar tidak menggunakan dosis tinggi untuk setiap pasien virus corona.

Baca Juga: 500 Personel Dikerahkan, Antisipasi Peningkatan Volume Sampah saat WFH

"Studi kami menaikkan 'bendera merah' untuk menghentikan penggunaan dosis (tinggi) seperti itu di seluruh dunia untuk menghindari kematian yang tidak perlu," tulis peneliti dalam makalah mereka.

Penelitian tersebut yang dipimpin oleh Mayla Gabriela Silva Borba, diterbitkan di medRxiv.

Klorokuin dan hidroklorokuin telah digunakan selama beberapa dekade sebagai pengobatan untuk malaria dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

Baca Juga: Berlaku 18 April 2020, Jika IMEI Ponsel Bermasalah Segera Hubungi Operator Seluler

Tapi ada komplikasi utama dari klorokuin, yaitu risiko masalah irama jantung yang serius, disebut sebagai QT prolongation.

Dokter Tiongkok di rumah sakit utama yang merawat pasien virus corona di kota Wuhan telah menggunakan obat HIV sejak Januari dan percaya itu bermanfaat.

"Kami percaya mengonsumsi obat ini bermanfaat," kata Zhang Dingyu, presiden Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah