Ada laporan yang berlu diverifikasi bahwa virus tersebut berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan, di mana para peneliti melakukan penelitian pada penyakit dalam kelelawar.
"Jika saya didesak untuk menjawab, saya akan mengatakan penyebaran sebenaranya dimulai dari selatan Tiongkok daripada Wuhan," sebutnya.
"Mungkin, selain kelelawar, diduga ada hewan inang lainnya, dan sampel jaringan yang diawetkan di rumah sakit di Tiongkok yang tersimpan antara September hingga Desember (2019)," terangnya.
Baca Juga: Pelatihan Content Creator Pikiran Rakyat, Peluang Tambah Kemampuan dan Penghasilan
"Proyek penelitian semacam ini akan membantu kami memahami bagaimana transmisi terjadi dan membantu kami mencegah kejadian serupa di masa depan" ungkap ahli genetika itu.
Jaringan filogenetik umumnya dianggap dapat diandalkan untuk melacak mutasi genetik, tetapi metode ini dibatasi oleh ukuran sampelnya dan harus mengasumsikan kecepatan mutasi yang mungkin tidak akurat.
Virus dapat mengalami transformasi dalam pola yang tidak terduga selama pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti ini.***