Tanpa Protokol Kesehatan, Ribuan Warga Washington Unjuk Rasa Terkait Kebijakan #DiRumahAja

- 20 April 2020, 20:59 WIB
RIBUAN warga Washington unjuk rasa karena perintah #DiRumahAja dan aturan penutupan jenis usaha yang tidak penting saat pandemi virus corona.*
RIBUAN warga Washington unjuk rasa karena perintah #DiRumahAja dan aturan penutupan jenis usaha yang tidak penting saat pandemi virus corona.* /Reuters/

PIKIRAN RAKYAT - Pada Minggu 19 April 2020 waktu setempat, sekira ada 2.500 orang berunjuk rasa di ibu kota Negara Bagian Washington, Amerika Serikat.

Unjuk rasa digelar sebagai bentuk protes masyarakat atas perintah di rumah saja yang resmi diterapkan Gubernur Demokrat, Jay Inslee.

Padahal perintah tersebut diterapkan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19.

Para demonstran menentang larangan pertemuan 50 orang atau lebih.

Baca Juga: Marak Terjadi, Penyebar Hoaks Terancam Denda hingga Rp 1 Miliar 

Sayangnya, unjuk rasa digelar tanpa ada protokol kesehatan pandemi Covid-19. Penyelenggara aksi unjuk rasa mengaku telah mengimbau para demonstran menggunakan masker, akan tetapi sebagian dari peserta tidak mengindahkan imbauan itu.

Dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters, pibak kepolisian memperkirakan kerumunan demonstran berjumlah 2.500 orang.

Jumlah itu menandakan aksi demonstrasi di tengah bahaya pandemi virus corona ini sebagai aksi protes terbesar selama seminggu terakhir di negara-negara bagian Amerika Serikat atas kebijakan lockdown yang diterapkan.

Di Olympia, ratusan orang berkumpul di tangga dekat Gedung Kapitol dan di sekitar air mancur. Mereka jelas melanggar pedoman kesehatan negara bagian dan federal selama pandemi virus corona.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Darah dari Llama Bisa Jadi Vaksin Virus Corona 

Penyelenggara aksi, Tyler Miller, seorang insinyur berusia 39 tahun yang berasal dari Bremerton, Washington, serta seorang petugas kepolisian dari Partai Republik mengatakan kekecewannya pada aturan pemerintah terkait jenis usaha yang masih boleh beroperasi saat lockdown.

Menurutnya, menutup kegiatan ekonomi dengan cara memilah-milah kategori sebagai usaha yang penting dan tidak penting adalah pelanggaran konstitusi negara bagian dan federal.

Para demonstran datang ke Ibu Kota menggunakan kendaraan masing-masing, sepanjang jalan mereka bahkan membunyikan klakson dan memblokir jalan.

"Tidak ada keraguan bahwa membela kebebasan artinya adalah mempertaruhkan semua bahaya," kata Miller.

Baca Juga: Satelit NASA Berhasil Menangkap Foto Jernih saat Gunung Anak Krakatau Meletus 

"Revolusi Amerika terjadi pada puncak epidemi cacar. Para pendiri kita sangat menyadari risiko semacam ini," tutur dia mengutip perkataan John Adam.

Kerumunan itu masih bertahan di kompleks kapitol bahkan setelah jadwal aksi unjuk rasa selesai. Kendati demikian, polisi Negara Bagian Washington tidak mengeluarkan surat pelanggaran.

Jumat ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membuat cuitan dukungan bagi aksi protes serupa di Michigan, Minnesota, dan Virginia untuk "membebaskan" mereka dari aturan pembatasan sosial.

Walaupun tidak menggambarkan demonstrasi sebagai upaya untuk membebaskan Washington, Miller sendiri mengaku apa yang dilakukan Trump cukup memberikan kenyamanan bagi dia, sebab secara tidak langsung, dia mendukung Miller dan para demonstran.

Baca Juga: 100.000 Jemaah Lebih di Bangladesh Abaikan Lockdown untuk Hadiri Upacara Keagamaan 

Sebelumnya, Inslee mengatakan bahwa para anggota parlemen di sejumlah negara bagian mendukung penentangan terhadap aturan lockdown yang telah menutup sebagian besar kegiatan ekonomi.

Negara bagian Washington memiliki kasus virus corona pertama kali pada Januari dan klaster penyebaran virus corona di sana ada di sebuah panti jompo di luar Seattle.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x