Diketahui sebelumnya, kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Inggris pada pekan lalu telah mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa Israel menerapkan politik apartheid terhadap Palestina.
Amnesty International dalam laporannya menyebutkan bahwa kritik yang digambarkan pemerintah Israel sebagai ancaman eksistensial jelas tidak benar, bahkan hampir tidak masuk akal.
Amnesty, menurutnya, hanya menegaskan bahwa Israel harus membongkar politik apartheid dan mulai memperlakukan warga Palestina sebagai manusia dengan hak dan martabat yang sama.
Namun kampanye anti-Amnesty tidak berhenti di situ. StandWithUs, sebuah organisasi nirlaba dengan tautan yang dilaporkan ke Kementerian Luar Negeri Israel, membayar iklan serupa di Google Ads yang menuduh Amnesty menyebarkan kebohongan apartheid.
Di tempat lain secara online, pengguna telah melaporkan bahwa YouTube menempatkan peringatan konten di video Amnesty tentang apartheid Israel.
Sementara itu, pihak Amnesty khususnya dari tim teknologi telah mengangkat masalah kampanye anti-Amnesty ini kepada Google.
Baca Juga: 4 Zodiak Berikut Dikenal Memiliki Imajinasi Tinggi, Salah Satunya Scorpio
Skandal terbaru ini menyoroti peran teknologi besar dalam hal membantu dan bersekongkol pada beberapa pelanggaran hak asasi manusia.
Kelompok hak digital telah berulang kali menuduh Facebook dan platform media sosial lainnya menyensor konten pro-Palestina di tengah tekanan pemerintah Israel.