Pandemi Corona Diprediksi Mereda Pertengahan 2020, Peneliti Amerika Serikat Punya Teorinya

- 24 April 2020, 17:25 WIB
WARGA Kampung Buaran berjemur di atas rel kereta api di Bekasi, Kamis 2 April 2020. Hal tersebut dilakukan warga untuk memperkuat imunitas tubuh.*
WARGA Kampung Buaran berjemur di atas rel kereta api di Bekasi, Kamis 2 April 2020. Hal tersebut dilakukan warga untuk memperkuat imunitas tubuh.* /SUWANDY/ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Virus corona bisa melemah lebih cepat ketika terkena sinar matahari, panas, dan kelembaban. Hal itu disampaikan pejabat Amerika Serikat, Kamis 23 April 2020.

Temuan itu menjadi dalam tanda potensial bahwa penularan virus corona bisa menurun saat musim panas.

Para peneliti Amerika Serikat menentukan bahwa virus bertahan paling lama di ruangan kering tetapi melemah ketika suhu dan kelembaban udara naik, terutama ketika terkena sinar matahari.

Hal itu disampaikan William Bryan, Kepala Direktorat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat.

Baca Juga: Pesan Makanan Kini Bisa Langsung dari Instagram Stories

"Virus ini mati paling cepat di bawah sinar matahari langsung," katanya dalam jumpa pers di Gedung Putih sebagaimana dilaporkan Reuters dan dikutip Antara.

Temuan itu dapat meningkatkan harapan bahwa virus corona memiliki sifat seperti penyebab penyakit pernapasan lainnya seperti influenza yang biasanya kurang menular dalam cuaca hangat.

Akan tetapi, virus corona juga terbukti mematikan di tempat-tempat bercuaca hangat seperti Singapura. Fakta itu menimbulkan pertanyaan lebih luas tentang faktor lingkungan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, temuan itu harus ditafsirkan dengan hati-hati, tetapi juga mengklaim pembenaran atas pernyataannya sebelumnya bahwa pennyebaran virus corona mungkin reda pada musim panas.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Permenpan RB REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x