Ketegangan Ukraina-Rusia, AS Nilai Dukungan China Ganggu Stabilitas Keamanan di Eropa

- 15 Februari 2022, 13:04 WIB
Rusia dan Ukraina makin memanas, AS kini menuduh dukungan China untuk Rusia telah mengganggu stabilitas keamanan di Eropa.
Rusia dan Ukraina makin memanas, AS kini menuduh dukungan China untuk Rusia telah mengganggu stabilitas keamanan di Eropa. /PIXABAY/Alex343

PR DEPOK - Amerika Serikat (AS) nampak mulai bergerak untuk meredakan ketegangan Rusia dengan Ukraina yang akhir-akhir ini disebutkan akan melancarkan invasi.

Terbukti, juru bicara Pentagon John Kirby menyatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Llyod Austin akan berangkat ke Eropa untuk pembicaraan krisis hubungan Rusia-Ukraina ini.

Disebutkan lebih lanjut, Austin akan mengadakan pembicaraan di markas NATO di Brussel, kemudian berlanjut mengunjungi Polandia yang akan ditambah 3.000 tentara lagi.

Di Brussel nanti, Kirby mengatakan Austin, Kepala Pentagon akan bertemu dengan menteri pertahanan sekutu dan kepemimpinan NATO untuk membahas pembangunan militer Rusia di sekitar Ukraina.

Baca Juga: Dinilai Tak Sesuai Fakta, Forum Pimpred PRMN Keberatan Atas Hasil Survei Imogen Communication Institute

Namun begitu, membicarakan invasi Rusia ke Ukraina, Kirby menilai AS masih tidak percaya terkait beberapa keputusan akhir yang telah dibuat.

"Aksi militer bisa terjadi kapan saja," tegas Kirby, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari NDTV.

"Sangat mungkin dia bisa bergerak dengan sedikit atau tanpa peringatan," tambahnya.

Sedangkan dalam kesempatan berbeda, Kirby menyebut dukungan China atas Moskow dalam kebuntuan Ukraina akan berisiko tinggi.

"Dukungan diam-diam mereka, jika Anda mau, untuk Rusia sangat mengkhawatirkan dan terus terang bahkan lebih mengganggu stabilitas situasi keamanan di Eropa," pungkasnya.

Baca Juga: Login Akun LTMPT untuk Pilih Jurusan SNMPTN 2022, Simak Cara Menentukan Prodi Berikut ini

Berkaitan dengan invansi itu, Departemen Luar Negeri AS mengaku masih mengamati tanda-tanda nyata di perbatasan Rusia-Ukraina.

"Kami percaya bahwa diplomasi terus berlanjut," kata Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

"Kami percaya bahwa masih ada jendela untuk menyelesaikan ini melalui dialog dan diplomasi," tambahnya.

 

Baca Juga: Viral Video Pria Todongkan Pistol ke Kuli Bangunan, Geram Suara Bising Aktivitas Renovasi Rumah

Sementara itu, sebagai respon cepat atas keberadaan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, AS telah resmi memindahkan kedutaan dari semula Kyiv ke Kota Lviv di Ukraina Barat.

Menteri Luar Negeri AS pun tak lupa meminta warganya yang tersisa di Ukraina untuk segera meninggalkan negara itu.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah