Tenggak Racun Tikus Agar Bantuan Cair, Pakar: Pemerintah Thailand Tak Bisa Lindungi Rakyat

- 1 Mei 2020, 03:50 WIB
PEMERINTAH Thailand tak kunjung cairkan dana sejak satu bulan lalu warga mengajukan permohonan bantuan.*
PEMERINTAH Thailand tak kunjung cairkan dana sejak satu bulan lalu warga mengajukan permohonan bantuan.* /Antara/

Baca Juga: Ramai Diperbincangkan, Bosscha Bantah Asteroid Apollo Berpotensi Tabrak Bumi pada 8 Mei 

Atas kondisi yang terjadi, Attachak Sattayanurak, dosen Universitas Chiang Mai mengatakan bahwa seorang rakyat memprotes pemerintah dengan cara menenggak racun tikus merupakan simbol dari masalah yang jauh lebih besar.

"Upaya bunuh diri publik mencerminkan keputusasaan absolut dari satu orang biasa yang mencoba mengirim pesan bahwa pemerintah tidak melindungi rakyat kecil," kata Attachak sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Pada Selasa 28 April 2020, dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengaku sadar bahwa warga miskin sedang berjuang mati-matian di tengah pandemi virus corona.

"Kami melindungi seluruh warga dari semua sektor, baik petani, pekerja lepas, pekerja formal atau informal," kata dia.

Baca Juga: Umat Islam di Israel Terpaksa Gelar Salat Tarawih di Lapangan Parkir saat Masjid Ditutup 

Para ahli bisnis di Thailand memprediksi bahwa 26 persen tenaga kerja di negara itu, yakni sekira 10 juta orang akan kehilangan pekerjaan jika wabah tak kunjung selesai.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran diprediksi terjadi di sektor ritel dan konstruksi.

Menteri Keuangan Uttama Savanayana mengatakan bahwa ada 24 juta orang yang mengajukan permohonan bantuan.

Dia menjelaskan bahwa 7,5 juta orang telah menerima dana bantuan periode pertama dari total tiga periode pemberian dana yakni senilai 5.000 baht atau setara Rp 2.390.000.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah