Dinilai Lambatkan Penyebaran Corona, Ilmuwan Minta WHO Beri Panduan Tentang Kelembaban

- 7 Mei 2020, 03:20 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /FERNANDO ZHIMINAICELA/PIXABAY /

PIKIRAN RAKYAT - Para ilmuwan, termasuk para ahli dari Harvard University dan Yale, telah meluncurkan petisi yang menyerukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan panduan tentang kualitas udara dalam ruangan guna pertempuran melawan Virus Corona.

Dalam pernyataan yang diperoleh Fox News, para ilmuwan menyebutkan bahwa Virus Corona atau COVID-19 terus memberikan tekanan pada sistem kesehatan dan ekonomi secara global.

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari New York Post Kamis, 7 Mei 2020 untuk itu para ilmuwan meminta WHO untuk meninjau kelembaban dalam ruangan antara 40 persen hingga 60 persen kelembaban relatif (RH).

Baca Juga: Pilkada Depok 2020 Resmi Digelar Desember, KPU: Prinsipnya Siap Kapan pun

Dalam sebuah studi baru-baru ini, para peneliti di Yale menjelaskan bahwa kelembaban dalam ruangan dapat memperlambat penyebaran virus corona.

Itu adalah ambang batas optimal untuk menghambat penyebaran virus yang menyerang pernapasan seperti influenza.

"Ini adalah ambang batas yang banyak bangunan publik turun di bawah setiap musim dingin," kata para ilmuwan.

Baca Juga: Temukan Fakta Baru Pelaku Begal Tas di Depok, Diduga untuk Biaya Operasional Pesantren

Para ilmuwan ingin WHO untuk menjelaskan pedoman yang jelas mengenai tingkat kelembaban relatif yang lebih rendah untuk bangunan umum.

"Sembilan puluh persen dari kehidupan kita di negara maju dihabiskan di dalam ruangan yang berdekatan satu sama lain. Ketika udara luar yang dingin dengan sedikit kelembapan dipanskan di dalam ruangan, kelembaban relatif udara turun menjadi sekitar 20 persen," ujar Prof Dr Akiko Iwasaki dari Yale.

Sementara itu, konsultan pengendalian infeksi di Harvard Medical School, Dr Stephanie Taylor mengatakan bahwa krisis COVID-19 sekarang lebih penting daripada sebelumnya untuk mendengarkan buktii yang menunjukan kelembaban optimal.

Baca Juga: Sinopsis End of A Gun, Aksi Mantan Agen Pemberantas Narkoba yang Tayang Saat Sahur Nanti

Sudah saatnya, kata Stephanie, bagi regulator untuk menempatkan manajemen lingkungan binaan di pusat kendali penyakit.

"Memperkenalkan pedoman WHO tentang batas minimum kelembaban relatif untuk bangunan umum memiliki potensi untuk menetapkan standar baru untuk udara dalam ruangan dan meningkatkan kehiduan dan kesehataan jutaan orang," ucapnya.

Sementara itu, Layanan Cuaca Nasional dalam situsnya mengatakan kelembaban relatif tidak harus disamakan dengan kelembaban absolut.

Baca Juga: Sinopsis Mortdecai, Aksi Johnny Depp Mencari Harta Nazi yang Tayang Kamis Dini Hari

Kelembaban relatif adalah ukuran jumlah sebenarnya uap air dibandingkan dengan jumlah uap yang terdapat di udara pada suhu saat ini.

"Ini berbeda dari kelembaban absolut, yang mana ukuran jumlah sebenarnya uap air di udara, terlepas dari suhunya," imbuhnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah