Rusia Bisa Memicu Perang Terbesar sejak 1945 di Eropa, PM Inggris Beri Peringatan

- 20 Februari 2022, 17:35 WIB
ILUSTRASI ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
ILUSTRASI ketegangan antara Rusia dan Ukraina. /Reuters/Valentyn Ogirenko/

Dalam pidato hari Sabtu di konferensi di Jerman, Johnson memperingatkan bahwa sanksi Barat sebagai tanggapan atas invasi apa pun akan membuat 'mustahil' bagi rezim Presiden Vladimir Putin untuk mengakses pasar modal dalam Kota London.

Dia menunjukkan jangkauan global untuk sanksi yang juga melibatkan tindakan AS, juga akan menghentikan perusahaan Rusia 'berdagang dalam pound dan dolar'.

Hal tersebut nantinya, menurut Johnson, akan memukul Rusia dengan sangat keras.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Berharap Makam Bibi Andriansyah juga Dipindahkan, Haji Faisal: Miris Perasaan Saya

Pemerintah Inggris telah lama dituduh menutup mata terhadap aliran uang Rusia yang menguntungkan melalui London, beberapa di antaranya telah berakhir di pundi-pundi Konservatif, meskipun partai Johnson mengatakan semua sumbangannya legal.

Surat kabar Sunday Times melaporkan daftar pendonor partai elit yang katanya memiliki akses istimewa ke pemerintahan Johnson, termasuk Lubov Chernukhin, yang menikah dengan mantan wakil menteri keuangan Putin, Vladimir Chernukhin.

Di tengah tuduhan bahwa rezim Putin memiliki kekayaan besar yang disembunyikan di luar negeri, undang-undang Inggris tentang kepemilikan perusahaan dan properti juga telah lama menguntungkan investor yang ingin merahasiakan keterlibatan mereka.

Baca Juga: Cek Bansos PKH Online 2022 Melalui Situs cekbansos.kemensos.go.id, Dapatkan Bantuan Ibu Hamil hingga Rp3 Juta

Tetapi Johnson mengatakan pada Sabtu bahwa Inggris bermaksud untuk membuka boneka Matryoshka dari perusahaan milik Rusia dan entitas milik Rusia, untuk menemukan penerima manfaat utama di dalamnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan kepada surat kabar Mail On Sunday bahwa kecuali Rusia dihentikan di Ukraina, Putin akan "memutar waktu kembali ke pertengahan 1990-an atau bahkan sebelum itu" dengan kemungkinan mencaplok negara-negara Baltik dan Balkan Barat.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah