Dulu Ampuh Berantas Covid-19, Kebijakan 'Nol Covid' di Hong Kong Kini Perburuk Lonjakan Omicron

- 21 Februari 2022, 12:15 WIB
Ilustrasi Omicron yang mengalami lonjakan di Hong Kong.
Ilustrasi Omicron yang mengalami lonjakan di Hong Kong. /Pixabay/TheDigitalArtist

Kebijakan pandemi ketat Hong Kong telah membatasi infeksi virus corona menjadi sekitar 40.000 dengan 259 kematian, jauh lebih sedikit daripada di kota-kota besar lainnya.

Seperti saingan Asia Singapura, dengan 5,7 juta orang, telah melaporkan lebih dari setengah juta kasus dan sekitar 900 kematian.

Baca Juga: Rusia dan Belarusia Perpanjang Latihan Militer, Joe Biden Batalkan Perjalanan ke Delaware

Di bawah aturan nol covid, otoritas Hong Kong pada dasarnya menutup perbatasan dan merawat orang-orang yang positif virus corona bahkan tanpa gejala dan mengisolasi kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

Seseorang yang menunjukkan sedikit atau tanpa gejala dapat menghabiskan waktu berminggu-minggu di rumah sakit, kemudian pindah ke fasilitas isolasi selama beberapa minggu lagi sebelum diizinkan untuk kembali ke kehidupan normal.

Sebagai imbalannya, kebanyakan orang di pusat keuangan global dapat melakukan pekerjaan dan kehidupan sosial mereka dengan sedikit batasan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Instruksikan Pengurusan SIM, STNK, SKCK Wajib BPJS Kesehatan, Alvin Lie Nilai Tak Layak

Pemimpin pemerintah, Kepala Eksekutif Carrie Lam, mengatakan bahwa Hong Kong tidak menyerah pada virus itu, dan penanganan wabah harus segera ditekankan, karena itu untuk sekarang sangat penting.

Mitra pendiri klinik OT&P, Dr David Owens mengatakan kebijakan nol covid merupakan strategi terbaik untuk Hong Kong, tetapi sekarang tidak lagi tepat.

Begitu vaksinasi yang efektif tersedia, pembingkaian dan kebijakan negatif seputar nol covid berdampak buruk pada tingkat vaksinasi, terutama pada yang rentan.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah