Sejak kudeta militer di Sudan 25 Oktober 2021 lalu, jumlah warga sipil yang tewas dikabarkan mencapai 82 jiwa.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Melahirkan Anak Pertama, Ibu Atta Halilintar Bocorkan Nama Baby A?
Pada Minggu kemarin, jumlah warga yang terluka berjumlah 92 orang. Penyebab utamanya ialah efek dari gas air mata yang terjadi di ibu kota Sudan, Khartum, serta beberapa kota lainnya, seperti Umdurman dan Bahri.
Beberapa negara telah mengutuk penggunaan senjata yang berbahaya oleh pasukan keamanan Sudan.
Pasalnya, hal tersebut sudah jelas akan menimbulkan bahaya bagi para warganya.
Pada Desember 2021 kemarin, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengaku sangat terganggu dengan kebijakan Sudan yang menggunakan peluru tajam, gas air mata, dan granat kejut untuk membubarkan kerumunan.***