Network
PR DEPOK - Uni Eropa menyebut invasi militer Rusia terhadap Ukraina baru-baru ini harus dan akan gagal bagaimanapun juga.
Hal itu karena para pemimpin di Uni Eropa telah setuju memberlakukan sanksi baru pada Jumat, 25 Februari 2022, yang lebih berat terhadap Rusia atas invasi terhadap Ukraina.
Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, para pemimpin Uni Eropa pada prinsipnya sepakat pada pertemuan puncak darurat semalam untuk menjatuhkan sanksi ekonomi baru kepada Rusia.
Upaya tersebut diharapkan bisa menahan agresivitas Presiden Rusia, Vladimir Putin yang menurunkan 100.000 pasukan untuk melakukan invasi terhadap Ukraina.
Baca Juga: Denny Darko Terawang Ukraina akan Dikuasai Rusia hingga Perang Berdampak pada Indonesia
Uni Eropa kini bergabung dengan Amerika Serikat dan negara-negara G7 dalam mengambil langkah-langkah seperti membatasi akses Rusia ke teknologi.
"Sanksi tersebut termasuk sanksi keuangan, menargetkan 70 persen dari pasar perbankan Rusia dan perusahaan milik negara utama, termasuk dalam pertahanan," kata Kepala Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen.
Uni Eropa secara resmi memboikot akses Bank Sentral Rusia ke pasar keuangan Eropa. Dengan begitu, Moskow harus bersiap menerima inflasi keuangan yang cukup signifikan.
Baca Juga: Tegas, Joe Biden Klaim Negara yang Setuju Invasi Rusia ke Ukraina Pengkhianat
Kebijakan tersebut adalah apa yang dikatakan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell sebagai "sanksi paling keras yang pernah kami terapkan".
