Penelitian Terbaru: Ilmuwan Ungkap Virus Corona Bisa Menular Ketika Berbicara Lewat Udara

- 17 Mei 2020, 21:30 WIB
ORANG-orang bermasker berjalan di pantai La Baule ketika Prancis mengendurkan lockdown pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di Prancis pada 13 Mei 2020.*
ORANG-orang bermasker berjalan di pantai La Baule ketika Prancis mengendurkan lockdown pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di Prancis pada 13 Mei 2020.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Para ilmuwan menemukan fakta baru bahwa tetesan pernapasan yang dihasilkan selama berbicara berpotensi dalam menularkan virus SARS-CoV-2, terutama di dalam ruangan.

Bahkan disebutkan juga bahwa berbicara dapat menghasilkan lebih dari seribu droplet atau tetesan yang sangat kecil, sehingga droplet tersebut bisa bertahan di udara selama delapan hingga 14 menit.

Hal itu disebut dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences dari Amerika Serikat pada Rabu, 13 Mei 2020.

Baca Juga: Riza Patria: Nasib Pendidikan Masyarakat Miskin Perlu Diperhatikan Ketika Pandemi Corona

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari dari situs resmi PNAS, situs dimana laporan tersebut ditayangkan studi baru itu mengatakan bahwa tetesan dari ucapan yang dihasilkan oleh seseorang yang asimptomatik dapat membawa patogen pernapasan seperti Virus Corona atau COVID-19.

“Hasil pengamatan dari sinar laser mengungkapkan bahwa ucapan yang keras (berteriak) dapat memancarkan ribuan tetesan cairan oral per detik,” demikian menurut laporan tersebut.

Selain itu, dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa orang dengan gejala ringan pun bisa menularkan ke orang lain, terutama di dalam ruangan seperti kantor, dan ruangan terbatas lainnya.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Azan Magrib Jakarta dan Sekitarnya, Minggu 17 Mei 2020

Sementara itu, Dikutip dari laporan New York Times, dalam laporan itu sendiri para peneliti masih belum tahu seberapa banyak virus yang ditularkan dari satu orang ke orang lain sehingga bisa menyebabkan infeksi.

Tetapi temuan terbaru peneliti tersebut memperkuat dugaan bahwa seseoarang harus menggunakan masker dan mulai melakukan pencegahan untuk mengurangi penyebaran COVID-19.

Dalam laporan tersebut, para ilmuwan sepakat bahwa Virus Corona paling sering melompat dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan kecil dan juga ketika berbicara.

Baca Juga: Donald Trump Ancam Putus Hubungan dengan Tiongkok karena Virus Corona, Kritikus: Itu Hanya Alibi

Praktiknya, tetesan itu cenderung akan jatuh ke benda-benda sektar, dan virus tersebut kemudian mendarat ke permukaan seperti gagang pintu.

Selain itu, dijelaskan juga bahwa beberapa tetesan lain yang dihasilkan dari pernapasan ketika berbicara, batuk, dan bersin kemungkinan besar bisa lengsung terhirup langsung oleh orang lain.

Para peneliti di Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal mengatakan bahwa studi ini didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh tim yang sama yang menunjukkan bahwa berbicara dapat menjadi faktor penularan SARS-CoV-2.

Baca Juga: Pasien Tertua Berusia 108 Tahun di AS Berhasil Sembuh dari Virus Corona

Para peneliti tersbut memperkirakan bahwa satu menit berbicara keras dapat menghasilkan setidaknya 1.000 tetesan yang mengandung virus dan setelah itu tetesan tersebut bisa melayang di udara selama delapan hingga 14 menit.

"Pengamatan ini mengkonfirmasi bahwa ada kemungkinan besar bahwa berbicara normal menyebabkan penularan virus melalui udara di lingkungan terbatas," demikian catatan para penulis dalam penelitian tersebut.

Oleh sebab itum Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan untuk menjaga jarak setidaknya enam kaki dari orang lain untuk membantu menghindari kontak dengan tetesan pernapasan dan menurunkan risiko infeksi.

Baca Juga: PSBB Jawa Barat: Polemik Perpanjangan, Konfirmasi Penambahan Kasus hingga Peringatan dari WHO

Namun, banyak ilmuwan lain juga mengatakan bahwa tetesan tersebut dapat melayang lebih dari itu, tergantung kekuatan semburan tetesan, suhu, dan juga sirkulasi udara.

Linsey Marr seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech mengatakan agar menjaga jarak fisik dari orang lain untuk memperlambat penyebaran COVID-19.

Selain itu, studi terbaru ini juga menyoroti pentingnya menggunakan masker selama berinteraksi dengan orang lain.

Baca Juga: Cek Fakta: Bajaj Bajuri Dikabarkan Sudah Prediksi Soal Corona Sejak 17 Tahun Lalu, Simak Faktanya

"Risiko berbicara satu sama lain mungkin akan lebih rendah daripada terpapar oleh orang yang tidak mengenakan masker dan secara terbuka batuk dan bersin," kata Dr Werner E Bischoff, Direktur Medis Pencegahan Infeksi dan Epidemiologi Sistem Kesehatan di Sekolah Kedokteran Wake Forest.

“Berbicara dengan seseorang secara normal sambil menjaga jarak sosial mungkin akan baik-baik saja. Namun mengenakan masker akan lebih baik,” ujarnya.***

Editor: Billy Mulya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x