Menurutnya, China telah membeli mesin untuk pesawat latih, kapal perusak, tank, serta pesawat angkutnya dari salah satu kapal induk terakhir Uni Soviet dan badan pesawat jet tempur Su-33.
Terkait hal ini, salah seorang militer Asia mengatakan, Ukraina telah lama dicurigai sebagai sumber dari beberapa sistem komando dan kendali teknologi lain yang digunakan dalam perang.
Berdasarkan data SIPRI, China setiap tahun menghabiskan setidaknya antara 70 juta hingga 80 juta dolar untuk membeli sejumlah alat perang selama dekade terakhir ini.
Kemudian, sekira 319 juta dolar untuk menyediakan kendaraan serbu amfibi dan 380 juta dolar untuk mesin turbofan pesawat tempur JL-10.
Sebagai informasi, negara yang dipimpin Xi Jinping ini sangat bergantung terhadap teknologi Ukraina pada 1990-an dan awal 2000-an.
Baca Juga: Tak Goyah, Rusia akan Lanjutkan Operasi Militernya di Ukraina Sampai Akhir
Akan tetapi, ketergantungan itu semakin berkurang lantaran China telah mengembangkan kemampuan desain dan manufakturnya sendiri.
Hal tersebut diungkap oleh salah satu peneliti transfer senjata senior di SIPRI, Siemon Wezeman.
"Mungkin masih ada beberapa teknologi yang diincar China, terutama yang terkait dengan kedirgantaraan dan rudal," katanya.