Gegara Perang Rusia-Ukraina, Harga Minyak Dunia Melonjak Naik hingga Disebut Tertinggi Sejak 2008

- 7 Maret 2022, 11:33 WIB
Gegara perang Rusia-Ukraina, harga minyak dunia melonjak naik hingga disebut paling tertinggi sejak 2008.
Gegara perang Rusia-Ukraina, harga minyak dunia melonjak naik hingga disebut paling tertinggi sejak 2008. /Pixabay

PR DEPOK - Tragedi perang Ukraina yang melawan invasi Rusia telah masuk 11 hari, kini beredar laporan harga minyak dunia melonjak naik ke titik tertinggi sejak pertengahan 2008 silam, seolah bukti pasar global terus menderita akibat ulah Moskow.

Dilaporkan Independent, harga minyak dunia Brent yang dianggap sebagai patokan internasional telah naik lebih dari 9 persen dalam beberapa menit perdagangan pada Minggu, 6 Maret 2022.

Selain harga minyak dunia melonjak naik, Antony Blinken yang merupakan Menteri Luar Negeri AS mengatakan penjajakan opsi dengan sekutu Eropa terkait sanksi terbaru terkait minyak mentah Rusia untuk Vladimir Putin yang terus perang dengan Ukraina.

Baca Juga: Hasil MotoGP Qatar 2022: Enea Bastianini Juara, Fabio Quartararo Melempem

Sedangkan Inggris dilaporkan juga meningkatkan sanksi terhadap minyak mentah dan gas Rusia sebagai bagian dari upaya isolasi rezim Putin secara global.

Meski diketahui bersama soal Eropa bergantung pada Rusia terkait minyak mentah dan gas alam, tetapi kini menjadi lebih nekat dengan gagasan melarang produk Rusia dalam 24 jam terakhir.

"Kami sekarang dalam diskusi yang sangat aktif dengan mitra Eropa kami tentang pelarangan impor minyak Rusia ke negara kami, sementara tentu saja, pada saat yang sama, menjaga pasokan minyak global yang stabil," kata Antony Blinken dalam sebuah wawancara dengan NBC, dikutip PikiranRakyat-Depok.com.

Baca Juga: Perusahaan China Pilih Bertahan di Rusia, Analis Sebut Sebagian Masih Produk AS yang Bakal Langgar Aturan

Disebutkan Blinken, bahwa dia telah membahas impor minyak mentah dengan kabinet Biden selama akhir pekan lalu.

Sejauh ini, sanksi Barat terhadap Rusia memungkinkan perdagangan energi negara itu terus berlanjut, sebagian besar pembeli sudah menghindari produk Rusia.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x