Ukraina, dengan bantuan Barat, secara substansial memperkuat angkatan bersenjatanya setelah 2014, ketika Rusia mencaplok semenanjung Ukraina Krimea dalam operasi kilat dan separatis pro-Rusia menyerbu bagian timur negara itu.
Pada tahun 2016, NATO dan Kyiv memulai program pelatihan untuk pasukan khusus Ukraina, yang kini berjumlah 2.000 orang dan telah dapat membantu sukarelawan sipil.
Ukraina pun memfokuskan untuk menghabisi pasukan Rusia sejingga pendudukan tidak dapat dipertahankan.
Baca Juga: Fakta Baru Terungkap, Saksi Berbohong soal Kematian Tangmo Nida, Polisi: Cerita Mereka Berbeda-beda
2. Pengetahuan Lokal
Rusia, yang mengandalkan keakraban era Soviet dengan wilayah yang dikuasai Moskow di bawah Uni Soviet, tampaknya telah meremehkan keuntungan wilayah dalam negeri pasukan Ukraina.
Ini termasuk pengetahuan tentang medan dan kapasitas penduduk setempat untuk mengangkat senjata melawan pasukan invasi.
Dalam skenario perang tidak teratur seperti itu, pasukan yang lebih lemah dapat memaksimalkan keuntungan yang mereka miliki atas lawan mereka yang lebih kuat.
"keuntungan medan, pengetahuan lokal, dan koneksi sosial," kata profesor dari College of International Security Affair Spencer Meredith