Studi Baru: Gejala Covid-19 Muncul Hanya 2 Hari Setelah Anda Terinfeksi

- 8 Maret 2022, 13:13 WIB
Sebuah studi baru menunjukkan gejala Covid-19 muncul hanya dua hari setelah terinfeksi, sehingga ini lebih awal.
Sebuah studi baru menunjukkan gejala Covid-19 muncul hanya dua hari setelah terinfeksi, sehingga ini lebih awal. /Pixabay/

PR DEPOK - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa gejala Covid-19 muncul dua hari setelah Anda terinfeksi.

Adapun studi baru tentang gejala Covid-19 tersebut dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sekitar lima hingga enam hari oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selain itu, studi baru itu menunjukkan hampir setengah dari orang yang terpapar tidak terus mengembangkan gejala Covid-19.

Baca Juga: Aktor Ukraina Keturunan Korea Pasha Lee Tewas dalam Pertempuran Melawan Rusia

Lebih lanjut, studi baru itu berada di bawah Program Tantangan Manusia 36 orang dewasa muda yang sehat namun sengaja terinfeksi Covid-19 di sebuah rumah sakit London.

Para ahli menemukan bahwa infeksi virus corona pertama kali akan muncul di tenggorokan.

Dilansir dari laman Daily Mail, bahwa gejala Covid-19 muncul hanya dua hari setelah terpapar virus, jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Juga: Minta Jasad Tangmo Nida Diotopsi Ulang, Panida Sirayootyotin Temukan Banyak Kejanggalan Atas Kematian Putrinya

Penelitian yang didukung pemerintah, dipimpin oleh Imperial College London, melibatkan sukarelawan berusia 18 hingga 29 tahun yang belum pernah menderita Covid sebelumnya.

Mereka ditahan di unit karantina setidaknya selama 14 hari di Rumah Sakit Royal Free dan sengaja diberi dosis sangat kecil virus corona melalui obat tetes hidung.

Namun dari kelompok itu, hanya 53 persen yang mengembangkan Covid-19.

Para peneliti menemukan fakta bahwa hampir setengah dari sukarelawan tersebut terhindar dari penyakit dapat membantu mengungkap mengapa beberapa orang berhasil menghindari infeksi selama pandemi.

Baca Juga: Fakta Baru Terungkap, Saksi Berbohong soal Kematian Tangmo Nida, Polisi: Cerita Mereka Berbeda-beda

Para ahli menemukan bahwa infeksi virus corona pertama kali akan muncul di tenggorokan.

Kemudian gejala akan memuncak sekitar hari kelima, ketika tingkat virus secara signifikan lebih tinggi di hidung.

Enam belas dari kelompok tersebut mengalami gejala seperti pilek ringan hingga sedang, termasuk hidung tersumbat atau berair, bersin dan sakit tenggorokan, tetapi tidak ada yang jatuh sakit parah.

Peneliti utama Profesor Chris Chiu mengatakan bahwa segera setelah mereka diberi virus, dalam dua hari, orang mulai memiliki virus yang terdeteksi.

Baca Juga: Lebih Unggul dari Moskow, Simak 5 Alasan Pasukan Ukraina Berhasil Menahan Serangan Brutal Rusia

Menurut Chiu, gejala pertama muncul di tenggorokan kemudian di hidung, yang naik dengan sangat cepat.

Ia juga mengatakan bahwa, di antara mereka yang tidak memiliki gejala, beberapa masih memiliki tingkat deteksi virus yang sangat rendah, menunjukkan mungkin ada proses kekebalan yang terjadi untuk menekan infeksi.

Studi ini juga menemukan bahwa tes aliran lateral sangat efektif untuk mendeteksi virus.

Baca Juga: Ahmad Sahroni Ungkap Adam Deni Minta 'Bekingan' untuk Menghajarnya: Ini Orang Bukan Lawan Saya, Sok dan Tengil

Selain itu, rekan peneliti Dr. Andrew Catchpole, kepala petugas ilmiah di hVIVO, mengatakan temuan itu juga akan berlaku untuk varian Delta dan Omicron meskipun penelitian ini menggunakan varian Covid-19 'asli'.

Catchpole mengatakan bahwa hal ini menunjukkan potensi virus untuk bereplikasi dengan sangat cepat.

Menurutnya mereka belum melakukan Delta atau Omicron dalam studi tantangan sehingga yang bisa kami lakukan hanyalah berspekulasi apa yang mungkin terlihat.

"Apa yang kami ketahui dari apa yang terlihat di lapangan - adalah bahwa virus tersebut menularkan sangat cepat dan mereplikasi dengan sangat cepat," ucap Dr. Andrew Catchpole.

Baca Juga: Soal Koin Leslar yang Melesat hingga Ide Metaverse Rizky Billar Berasal: Lagi di Kamar Mandi, Dapet Inspirasi

Untuk itu, para peneliti berharap akan ada banyak data yang dapat ditransfer di antara keduanya.

Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa virus menular tingkat tinggi masih dapat ditemukan dalam tes laboratorium hingga sembilan hari, dan 12 hari dalam beberapa kasus.

Kemudian, tingkat puncak virus secara signifikan lebih tinggi di hidung daripada di tenggorokan.

Hal tersebut menunjukkan risiko yang berpotensi lebih besar dari virus yang keluar dari hidung daripada mulut.

Baca Juga: Link Live Streaming Liverpool vs Inter Milan di Liga Champions Rabu, 9 Maret 2022 Pukul 3.00 WIB

Para peneliti mengatakan ini menyoroti perlunya orang menggunakan masker wajah dengan benar yang menutupi mulut dan hidung.

Profesor Sir Jonathan Van-Tam, wakil kepala petugas medis untuk Inggris, mengatakan secara ilmiah studi ini menawarkan keuntungan karena waktu paparan virus selalu diketahui dengan tepat.

Oleh karena itu hal-hal seperti interval antara paparan dan profil pelepasan virus dapat dideskripsikan secara akurat.

Studi ini telah memberikan data kunci lebih lanjut tentang Covid-19 dan bagaimana penyebarannya, yang sangat berharga dalam mempelajari lebih lanjut tentang virus baru.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah