Blok Asia Tenggara tersebut, yang saat ini diketuai oleh Kamboja, juga menawarkan untuk memfasilitasi keterlibatan antara Moskow dan Kyiv.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi mengesampingkan pengiriman utusan khusus untuk menengahi Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Cegah Kemenangan Rusia, Ukraina Diklaim Perlu Bertahan 7-10 Hari Lagi
"Jepang fokus pada kerja sama Eropa dan Amerika Serikat yang keduanya berupaya menyelesaikan konflik melalui sanksi yang lebih luas terhadap Rusia"
"Daripada harus bertindak sendiri dengan mengirim mantan perdana menteri seperti Shinzo Abe sebagai utusan khusus," kata Hayashi.
Menurut laporan terpisah, Tokyo telah menerima delapan orang dari Ukraina yang memiliki kerabat di Jepang. Mereka telah diberikan izin tinggal jangka pendek selama 90 hari.
Baca Juga: Senasib dengan Indra Kenz, Dony Salmanan Ditetapkan Sebagai Tersangka hingga Terancam Dimiskinkan!
Lebih jauh, juru bicara Pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno mengumumkan dalam konferensi pers bahwa Tokyo akan menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Rusia dan Belarusia.
Tokyo bergabung dengan sekutu baratnya yang telah memberikan sanksi kepada presiden Rusia, menteri luar negeri dan beberapa bank. Beberapa pabrik pembuat mobil asal Jepang juga menangguhkan operasi di Rusia.
“Ketika Rusia meningkatkan serangannya ke Ukraina dengan Belarus jelas terlibat, Jepang akan melarang ekspor peralatan penyulingan minyak ke Rusia dan produk penggunaan lainnya ke Belarus,” kata Matsuno.