Erdogan Sambut Hangat Presiden Israel, Tandai Era Baru dalam Hubungan Diplomatik

- 10 Maret 2022, 13:10 WIB
Isaac Herzog dan Erdogan.
Isaac Herzog dan Erdogan. /Twitter/

PR DEPOK - Presiden Israel Isaac Herzog melakukan kunjungan penting ke ibu kota Turki Ankara dan disambut hangat oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Israel dan Turki telah mengumumkan era baru dalam hubungan setelah lebih dari satu dekade putusnya hubungan diplomatik.

Perjalanan Herzog ke Turki, yang mencakup pembicaraan dengan Erdogan adalah yang pertama semenjak mendiang Shimon Peres berpidato di parlemen Turki.

Baca Juga: UAS Minta Penceramah yang Terbukti Radikal Langsung Ditangkap: jika Tidak Bisa Jadi Fitnah, Orang Saling Tuduh

Tampil di depan kamera setelah pembicaraan, Erdogan menggambarkan kunjungan presiden Israel sebagai "bersejarah" dan "titik balik" dalam hubungan Turki-Israel.

Dia mengatakan Turki siap untuk bekerja sama dengan Israel di sektor energi.

Ini menambahkan bahwa menteri luar negeri Turki akan segera mengunjungi Israel untuk pembicaraan lebih lanjut tentang peningkatan kerja sama.

"Tujuan bersama kami adalah untuk merevitalisasi dialog politik antara negara kami berdasarkan kepentingan bersama dan menghormati kepekaan bersama," ucap Erdogan dikutip PR Depok dari AlJazeera.

Baca Juga: Siap Kembalikan Uang Doni Salmanan, Alffy Rev: Sita Semua Komputer Animasi Saya dan Tim

Namun, kedua pemimpin itu mengakui bahwa perbedaan tetap ada, paling tidak pada masalah Palestina.

"Kami menyatakan pentingnya kami melampirkan untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu dan melestarikan visi solusi dua negara," ungkap Erdogan.

"Saya menggarisbawahi pentingnya kita melampirkan status sejarah Yerusalem dan pelestarian identitas agama dan kesucian Masjid Aqsa," sambungnya.

Israel telah merebut Yerusalem Timur dengan situs-situs suci Yahudi, Kristen dan Muslim.

Baca Juga: Masih Menjadi Polemik, Pihak Keluarga Dorce Gamalama Angkat Bicara tentang Harta Warisan

Hal ini menjadi titik nol emosional dari konflik selama lebih dari satu abad.

Dalam perang 1967 dan mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.

"Kita harus sepakat sebelumnya bahwa kita tidak akan setuju dalam segala hal, itu adalah sifat hubungan dengan masa lalu yang kaya dengan kita," ucap Herzog.

Baca Juga: Masih Menjadi Polemik, Pihak Keluarga Dorce Gamalama Angkat Bicara tentang Harta Warisan

"Tetapi ketidaksepakatan yang ingin kami selesaikan dengan saling menghormati dan keterbukaan, melalui mekanisme dan sistem yang tepat, dengan pandangan untuk masa depan bersama," jelasnya.

Ankara sendiri memiliki hubungan dekat dengan Hamas, yang memerintah Jalur Gaza.

Sementara, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menetapkan Hamas sebagai organisasi "teroris".***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x