Network
PR DEPOK - Memasuki invasi Rusia ke Ukraina hari ke-16, seorang pejabat di Kyiv mengatakan aset milik Ukraina senilai US$100 miliar (Rp1.427 Triliun) telah hancur.
Aset milik Ukraina yang dihancurkan Rusia tersebut termasuk jalan, jembatan, dan bisnis yang akhirnya menjadi pukulan besar bagi perekonomian di Ukraina.
Sejauh ini, sebanyak 50 persen bisnis di Ukraina sudah tak lagi beroperasi karena serangan Rusia yang tidak ada habisnya memasuki hari ke-16 invasi.
Baca Juga: ISIL Konfirmasi Pemimpinnya Tewas dalam Serangan AS di Suriah, Umumkan Nama Pengganti
"Saat ini sekitar 50 persen dari bisnis kami tidak beroperasi, dan yang masih beroperasi tidak beroperasi 100 persen," kata Oleg Ustenko, kepala penasihat ekonomi untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari AFP.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa situasi dalam hal pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan sangat menyedihkan, sekalipun perang segera berhenti.
Ustenko mengulangi seruannya kepada pemerintah Eropa dan lainnya untuk memotong akses Moskow ke 'uang darah' dengan memboikot minyak dan gas alam Rusia.
"Orang-orang Eropa masih membayar monster ini untuk membunuh orang-orang kami, orang-orang yang tidak bersalah," katanya.
Baca Juga: Sentil Vladimir Putin Soal Invasi ke Ukraina, Kamala Harris Sebut Rusia Lemah hingga NATO Lebih Kuat
