PR DEPOK - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov membantah tuduhan otoritas Ukraina yang menyebut Kremlin menargetkan warga sipil dalam serangannya.
Tuduhan Ukraina muncul setelah sebuah rumah sakit di Mariupol jadi sasaran tembak milisi angkatan udara Rusia.
Lavrov membantah militer Rusia menembaki dan membombardir warga sipil yang disebut pemerintah Ukraina berada di rumah sakit tersebut.
Menurut Lavrov, rumah sakit yang bombardier pasukan Rusia sudah ditinggalkan warga sipil dan telah diisi para radikal bersenjata Ukraina.
Baca Juga: Rusia Bantah Bombardir Rumah Sakit yang Berisi Warga Sipil Ukraina, Kremlin: Kami akan Selidiki
Menlu Lavrov berkomentar serangan rumah sakit tersebut dijadikan tameng oleh Ukraina untuk menuduh Kremlin berbuat kejahatan perang dan merengek pada dunia Barat.
"Ini bukan pertama kalinya kita melihat rengekan menyedihkan tentang apa yang disebut kekejaman yang dilakukan oleh militer Rusia," ujar Lavrov dikutip dari the Daily Mail oleh PikiranRakyat-Depok.com.
Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Rusia untuk PBB itu, Ukraina saat ini tengah berusaha membangun stigma buruk bagi Kremlin dalam perang Rusia-Ukraina.
Lavrov yang menghadiri pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba nampak tidak puas dengan sikap pemerintah Ukraina selama perang.
Baca Juga: Turki dan Israel Menormalkan Kembali Hubungan Kerjasama Bilateral di Bidang Energi