Larangan itu, kata dia, akan mulai berlaku pada hari Senin, yang memungkinkan pengguna Instagram aktif untuk waktu untuk mentransfer foto dan video mereka ke jejaring sosial lain dan memberi tahu pengikut mereka.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Urusan Global Meta, Nick Clegg bahwa apa yang diputuskan Rusia dengan blokir Instagram merupakan keputusan luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Saya ingin menjadi sangat jelas. Kebijakan kami berfokus pada perlindungan hak orang untuk berbicara sebagai ekspresi pembelaan diri sebagai reaksi terhadap invasi militer ke negara mereka," katanya.
Baca Juga: Rusia Diduga Pakai Taktik Perang di Suriah untuk Gempur Ibu Kota Ukraina
“Faktanya adalah, jika kami menerapkan kebijakan konten standar kami tanpa penyesuaian apa pun, kami sekarang akan menghapus konten dari warga Ukraina biasa yang mengekspresikan perlawanan dan kemarahan mereka pada pasukan militer yang menyerang, yang akan dianggap tidak dapat diterima," tutur dia menambahkan.
Sebagai informasi, menurut peneliti Insider Intelligence, Facebook, Instagram, dan WhatsApp Meta semuanya populer di Rusia, dengan masing-masing 7,5 juta, 50,8 juta dan 67 juta pengguna tahun lalu.
Terkait langkah Rusia bakal blokir Instagram, Kantor berita Rusia RIA, mengatakan langkah hukum tidak akan mempengaruhi WhatsApp karena aplikasi perpesanan dianggap sebagai alat komunikasi bukan cara untuk mengirim informasi.
Relaksasi Meta terhadap aturannya langsung menuai kontroversi, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyuarakan peringatan.
Lebih lanjut, PBB memperingatkan bahwa hal itu dapat mengarah pada ujaran kebencian terhadap Rusia.