Raja Batu Bara dan Pupuk Rusia Khawatir Krisis Pangan Global Akibat Invasi Moskow ke Ukraina

- 14 Maret 2022, 16:55 WIB
Potret Unit Penjaga Perbatasan Negara Ukraina rusak akibat penembakan pasukan Rusia di wilayah Kyiv, Ukraina, 24 Februari 2022.
Potret Unit Penjaga Perbatasan Negara Ukraina rusak akibat penembakan pasukan Rusia di wilayah Kyiv, Ukraina, 24 Februari 2022. /Reuters

PR DEPOK – Peperangan Rusia dan Ukraina menjadi kekhawatiran banyak pihak karena dampak-dampaknya yang dirasakan secara global.

Salah satu orang yang prihatin akan dampak perang di Ukraina adalah raja batu bara dan pupuk Rusia Andrei Melnichenko.

Menurutnya, perang Rusia-Ukraina adalah tragedi yang harus dihentikan atau akan terjadi krisis pangan global. Pasalnya, harga pupuk di seluruh dunia sudah terlalu tinggi bagi banyak petani.

Baca Juga: Soal Kasus Indra Kenz, Bareskrim Polri akan Periksa Pengusaha Rudy Salim

Maka dari itu, beberapa pengusaha terkaya Rusia, termasuk Mikhail Fridman, Pyotr Aven dan Oleg Deripaska secara terbuka menyerukan perdamaian sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi pada 24 Februari.

Untuk diketahui, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Eropa menganggap invasi Vladimir Putin sebagai perampasan tanah bergaya kekaisaran yang sejauh ini telah dilaksanakan dengan buruk karena Moskow meremehkan perlawanan Ukraina dan tekad Barat untuk menghukum Rusia.

Terkait hal ini, AS dan negara barat telah memberikan sanksi kepada pengusaha Rusia, termasuk sanksi Uni Eropa terhadap Melnichenko.

Baca Juga: Politisi PDIP Pertanyakan Kapasitas Luhut yang Bahas Penundaan Pemilu, Gus Umar: Berani Bilang di Depan Luhut?

Ia mengakui bahwa Uni Eropa telah membekukan aset negara dan memutuskan sebagian besar sektor korporasi Rusia dari ekonomi global dalam upaya untuk memaksa Vladimir Putin mengubah arah.

"Peristiwa di Ukraina benar-benar tragis. Kami sangat membutuhkan perdamaian," ujar Melnichenko, 50, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Sabah.

Melnichenko yang mendirikan Uralchem, produsen amonium nitrat terbesar Rusia yang berbasis di Zug, Swiss, dan SUEK, produsen batu bara utama Rusia menyebutkan, salah satu korban krisis ini adalah pertanian dan pangan.

Baca Juga: Meliput Perang di Ukraina, Pembuat Film Lepas AS Tewas Ditembak Mati Tentara Rusia

"Itu sudah menyebabkan melonjaknya harga pupuk yang tidak lagi terjangkau petani," katanya.

Melnichenko mengatakan rantai pasokan yang sudah terganggu oleh Covid-19 sekarang bahkan lebih tertekan.

"Sekarang ini akan menyebabkan inflasi pangan yang lebih tinggi di Eropa dan kemungkinan kekurangan pangan di negara-negara termiskin di dunia," katanya.

Baca Juga: Soal Pelantikan Kepala Otorita IKN dan Kemah Jokowi, Sammy: Banyak Banget Gimmick Rezim Ini

Pria berkebangsaan Rusia tetapi lahir di Belarus dan memiliki ibu Ukraina itu mengatakan sangat terpukul atas peperangan ini.

"Sebagai orang Rusia berdasarkan kebangsaan, Belarusia sejak lahir dan Ukraina karena darah, saya merasa sangat sakit dan tidak percaya menyaksikan saudara-saudara berkelahi dan sekarat," ujarnya.

Invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat lebih dari 2 juta orang mengungsi dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat, dua kekuatan nuklir terbesar dunia.

Baca Juga: Seorang Ibu-ibu Tewas Pasca Antre Minyak Goreng, AHY: sebagai Negara Produsen Sawit, Ironis

Vladimir Putin mengatakan Rusia dan Ukraina pada dasarnya adalah satu orang dan bahwa operasi militer khusus diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia, sementara penutur bahasa Rusia dianiaya di Ukraina.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah