Perang Hari Ke-21: Negosiasi Rusia-Ukraina Rumit, 3 Pemimpin Eropa Turun ke Kyiv untuk Pertama Kali

- 16 Maret 2022, 09:55 WIB
Kendaraan berlapis baja dengan huruf 'Z' di atasnya melaju melewati monumen yang menampilkan tank era Uni Soviet di Kota Armyansk, Krimea pada 24 Februari.
Kendaraan berlapis baja dengan huruf 'Z' di atasnya melaju melewati monumen yang menampilkan tank era Uni Soviet di Kota Armyansk, Krimea pada 24 Februari. /Stringer/Reuters

PR DEPOK – Perang Rusia-Ukraina sudah memasuki hari ke-21. Di lain sisi, upaya negosiasi juga terus dilakukan.

Meski demikian, serangan Rusia di wilayah Ukraina masih juga dilakukan secara masif.

Terkait invasi Rusia ke Ukraina, tiga pemimpin Uni Eropa dikabarkan turun langsung ke Ibu Kota Kyiv.

Baca Juga: China Akhirnya Buka Suara Bantah Terlibat dalam Konflik Rusia-Ukraina, Tuding AS sebagai Dalangnya

Ketiga pemimpin itu adalah Perdana Menteri Polandia, Republik Ceko dan Slovenia sampai di Kyiv setelah melakukan perjalanan kereta api yang berbahaya.

Mereka adalah pengunjung barat pertama ke Kyiv sejak perang dimulai dua minggu lalu.

Menurut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky  kedatangan sekutu seperti ini mereka yakin akan memenangi perang melawan Rusia.

Baca Juga: Doni Salmanan Akhirnya Minta Maaf, Berharap Hukumannya Diringankan

Selama konferensi pers di Kyiv bersama Volodymyr Zelensky, pemimpin partai berkuasa Polandia mengatakan misi penjaga perdamaian internasional harus dikirim untuk beroperasi di Ukraina .

"Saya pikir perlu untuk memiliki misi perdamaian - NATO, mungkin beberapa struktur internasional yang lebih luas, tetapi misi yang akan mampu mempertahankan diri, yang akan beroperasi di wilayah Ukraina," kata Jaroslaw Kaczynski seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Sebagai informasi, serangkaian serangan Rusia menghantam lingkungan perumahan di ibu kota pada Selasa pagi, sehingga memicu kebakaran besar dan mendorong upaya penyelamatan panik di sebuah gedung apartemen 15 lantai.

Baca Juga: Intelijen AS Kaget, Rusia Keluarkan Rudal Rahasia untuk Serang Ukraina

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan lima orang tewas dalam serangan udara itu.

Tidak hanya itu, pasukan Rusia dilaporkan telah menyandera 400 orang yang terdiri dari pasien dan staf medis sebuah rumah sakit di Kota Mariupol yang terkepung.

Lalu, hampir 100 anak tewas dalam invasi Rusia ke Ukraina menurut Volodymyr Zelensky.

Baca Juga: Dituding Dekati Gala Sky Hanya untuk Pembuktian pada Fuji, Thariq Halilintar Berikan Tanggapan Ini

Dalam pidato virtual kepada anggota parlemen Kanada, Volodymyr Zelensky memohon agar Kanada dan sekutunya berbuat lebih banyak untuk menghentikan invasi Rusia ke negaranya, termasuk menetapkan zona larangan terbang saat korban sipil meningkat.

Sementar itu, menurut anggota delegasi Ukraina dan pembantu presiden, Mykhailo Podolyak, ada kontradiksi mendasar dalam pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri serangan militer Rusia di Ukraina tetapi negosiasi akan tetap dilanjutkan.

“Kita lanjutkan besok. Proses negosiasi yang sangat sulit dan kental,” katanya.

Baca Juga: Minyak Goreng Langka, Jokowi: Pemerintah Sungguh-sungguh Perhatikan Ketersediaannya

Sedangkan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa pembicaraan sekarang berlanjut untuk memberikan status militer netral kepada Ukraina dalam konteks jaminan keamanan untuk semua peserta dalam proses ini.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x