Jenderal Utama Putin Berkhianat, Bocorkan Informasi Intelijen ke Ukraina

- 18 Maret 2022, 06:46 WIB
Ilustrasi. Seorang Jenderal utama dari Rusia diduga berkhianat pada Vladimir Putin dan membocorkan informasi intelijen ke Ukraina.
Ilustrasi. Seorang Jenderal utama dari Rusia diduga berkhianat pada Vladimir Putin dan membocorkan informasi intelijen ke Ukraina. /Pixabay/ArmyAmber.

 

PR DEPOK – Invasi Rusia ke Ukraina tidak berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan Vladimir Putin.

Pasukan Rusia harus melawan serangan balik dari tentara Ukraina yang mencoba mempertahankan negaranya.

Dari pihak Rusia, dikabarkan situasi semakin memburuk ketika Moskow mengetahui jenderal utamanya telah berkhianat dalam invasi ke Ukraina.

Baca Juga: Lindungi NATO dari Serangan Drone Rusia, Inggris Kirim Rudal Berteknologi Tinggi ke Polandia

Jenderal utama yang diketahui bernama Roman Gavrilov (45) dikabarkan telah dipecat oleh Rusia.

Pasalnya dalam invasi ini, wakil kepala pasukan Rosgvardia Vladimir Putin atau Garda Nasional Rusia itu diduga telah membocorkan informasi ke Ukraina dan memboroskan bahan bakar yang sangat dibutuhkan.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian, berita penangkapannya oleh Layanan Keamanan Federal Federasi Rusia (FSB) dilaporkan oleh tiga sumber terpercaya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Jumat, 18 Maret 2022: Berawan hingga Hujan Disertai Petir

Meski demikian, alasan utama pemecatannya masih belum jelas, sementara seorang pejabat Rusia sejak itu membantah bahwa dia dibebaskan.

Satu sumber mengatakan dia dipecat karena dugaan kebocoran intelijen militer yang menyebabkan hilangnya nyawa.

Sedangkan, dua sumber lainnya mengatakan dia diborgol karena memboroskan bahan bakar.

Baca Juga: Kamala Harris Picu Kemarahan di Twitter Usai Sebut Ukraina Bagian dari NATO

Sebagai informasi, Gavrilov menjadi wakil kepala Garda Nasional Juni lalu, setelah menjalani 10 tahun di Layanan Pengawal Federal negara itu.

Sejak Rusia memasuki Ukraina, pasukan Rosgvardia-nya telah menderita kerugian yang signifikan dalam menghadapi pertahanan Ukraina.

Unit militer tersebut mempelopori serangan awal Rusia terhadap Ukraina, yang diharapkan Putin akan berakhir dalam beberapa hari.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI dan GTV Jumat, 18 Maret 2022: Akan Tayang E-Sport Star Indonesia

Akan tetapi, setelah tiga minggu, Ukraina tetap kuat dengan Rusia untuk tidak mengambil kota besar atau lokasi strategis mana pun.

Sebaliknya, wakil Duma Negara Rusia Alexander Khinshtein membantah bahwa Gavrilov ditangkap.

“Benar-benar palsu. Saya sendiri baru saja berbicara dengan Jenderal Gavrilov,” tulisnya.

Baca Juga: Cek Bansos BPNT 2022 Online Pakai HP, Kunjungi cekbansos.kemensos.go.id untuk Dapat Bantuan Sembako Rp600 Ribu

Sebelumnya, kepala dewan keamanan Ukraina mengatakan, sekitar 8 orang komandan Rusia telah dipecat sejak awal konflik ketika Moskow berusaha mengubah strategi setelah upaya mengejutkan dan kegagalan.

Tidak hanya itu, Vladimir Putin juga dikatakan marah dengan komandan dinas keamanan FSB.

Pasalnya, intelijen FSB menunjukkan bahwa Ukraina lemah, penuh dengan kelompok neo-Nazi, dan akan mudah menyerah jika diserang.

Baca Juga: Cara Daftar BLT Balita 2022 Online Pakai HP, Ada Bantuan Rp3 Juta untuk Anak Usia 0-6 Tahun

Philip Ingram, seorang pakar keamanan dan mantan perwira senior intelijen Inggris, mengatakan kepada The Times bahwa Putin jelas 'sangat marah' dan menyalahkan badan intelijennya.

"Dia menyalahkan mereka karena memberinya nasihat yang menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk di Ukraina," katanya.

Pengambilan keputusan yang buruk telah menyebabkan Rusia menderita korban yang jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan dalam serangannya.

Baca Juga: Cara Daftar PKH Online 2022 lewat HP, Modal KTP dan KK Bisa Dapatkan Bansos Rp3 Juta

Pentagon memperkirakan setidaknya 7.000 tentara Rusia kini tewas dalam pertempuran itu sementara 14.000 hingga 21.000 lainnya terluka.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah