Taliban Tutup Sekolah untuk Perempuan Usai Dibuka Beberapa Jam, Guru: Murid-murid Saya Menangis

- 24 Maret 2022, 12:56 WIB
Ilustrasi. Seorang guru di sebuah sekolah putri di Afghanistan mengungkap bahwa murid-muridnya menangis usai Taliban menutup kelas.
Ilustrasi. Seorang guru di sebuah sekolah putri di Afghanistan mengungkap bahwa murid-muridnya menangis usai Taliban menutup kelas. /Pixabay/12019//

PR DEPOK – Pemerintahan Taliban di Afghanistan telah mengumumkan bahwa sekolah menengah perempuan akan ditutup lagi.

Pengumuman Taliban itu disampaikan beberapa jam setelah sekolah menengah untuk perempuan dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh bulan.

Keputusan oleh Taliban tersebut berarti siswa perempuan Afghanistan di atas kelas enam tidak akan bisa bersekolah.

Sebuah pemberitahuan Kementerian Pendidikan mengatakan bahwa sekolah untuk anak perempuan akan ditutup sampai rencana disusun sesuai dengan hukum Islam dan budaya Afghanistan.

Baca Juga: BPNT Rp600 Ribu Tahap 2 Kapan Cair? Simak Cara Cek Penerima Bansos Sembako 2022 di Link Ini

“Kami memberi tahu semua sekolah menengah perempuan dan sekolah yang memiliki siswa perempuan di atas kelas enam bahwa mereka libur sampai pengumuman berikutnya,” kata pemberitahuan itu, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Juru bicara Taliban, Inamullah Samangani, membenarkan hal tersebut ketika diminta untuk mengkonfirmasi laporan bahwa anak perempuan telah diperintahkan pulang.

Sementara itu, juru bicara kementerian pendidikan Aziz Ahmad Rayan mengatakan bahwa mereka tidak diizinkan untuk mengomentari hal itu.

“Sangat mengecewakan bahwa anak perempuan, yang menunggu-nunggu hari ini, pulang dari sekolah. Ini menunjukkan bahwa Taliban tidak dapat diandalkan dan tidak dapat memenuhi janji mereka,” kata Shukria Barakzai, seorang politisi dan jurnalis Afghanistan yang berbasis di London.

Baca Juga: Biaya, Syarat, dan Cara Daftar UTBK SBMPTN 2022 agar Lolos Masuk Perguruan Tinggi Negeri Impian

“Artinya, sekolah menengah dilarang untuk anak perempuan. Bahkan sekolah dasar tidak dibuka di seluruh negeri. Sebagian besar provinsi tidak memiliki sekolah dasar perempuan.

“Ini menunjukkan bahwa Taliban persis sama seperti sebelumnya. Mereka menentang pendidikan anak perempuan,” tandasnya.

Kementerian pendidikan mengakui pihak berwenang menghadapi kekurangan guru, usai banyak di antara puluhan ribu orang yang melarikan diri dari negara itu ketika Taliban berkuasa setelah pemerintah Presiden Ashraf Ghani yang didukung Barat runtuh.

"Kami membutuhkan ribuan guru dan untuk memecahkan masalah ini kami mencoba untuk merekrut guru baru untuk sementara," kata juru bicara itu.

Baca Juga: Justin Bieber Resmi Gelar Konser Justice World Tour 2022 di Indonesia, Ini Harga dan Tanggal Pembelian Tiket!

Kementerian Pendidikan telah mengumumkan pekan lalu bahwa sekolah untuk semua siswa, termasuk perempuan, akan dibuka di seluruh negeri setelah berbulan-bulan pembatasan pendidikan untuk anak perempuan usia sekolah menengah.

Sebelumnya, seorang juru bicara kementerian merilis sebuah video yang memberi selamat kepada semua siswa atas kembalinya mereka ke kelas.

Di Sekolah Menengah Zarghona di ibu kota, Kabul, seorang guru masuk dan mengatakan kelas telah usai.

Siswa yang kecewa, kembali ke sekolah untuk pertama kalinya sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus tahun lalu, sambil menangis mengemasi barang-barang mereka dan keluar.

Baca Juga: MotoGP Mandalika 2022: Media Asing Soroti Kehadiran Valentino Rossi KW di Sirkuit Mandalika

“Saya melihat murid-murid saya menangis dan enggan meninggalkan kelas,” kata Palwasha, seorang guru di sekolah putri Omra Khan di Kabul.

“Sangat menyakitkan melihat murid-murid Anda menangis. Kami semua kecewa dan kami semua putus asa ketika kepala sekolah memberi tahu kami, dia juga menangis,” kata seorang siswa, yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Terakhir kali Taliban memerintah Afghanistan, dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban melarang pendidikan perempuan dan sebagian besar pekerjaan perempuan.

Tetapi setelah kembali berkuasa pada bulan Agustus, kelompok tersebut menjanjikan kesempatan untuk pendidikan dan pekerjaan perempuan.

Baca Juga: Tes Psikologi: Objek Pertama yang Dilihat Akan Ungkap Kondisi Batin dan Karakter Anda Sebenarnya

Komunitas internasional telah menjadikan pendidikan anak perempuan sebagai tuntutan utama untuk pengakuan masa depan pemerintahan Taliban, yang mengambil alih negara itu pada Agustus ketika pasukan asing menarik diri.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x