Rusia Tetap Hadiri KTT G20 Meski Ditolak Negara NATO, Indonesia Berpihak ke Mana?

- 24 Maret 2022, 16:55 WIB
Presiden Joko Widodo dan Presiden Vladimir Putin. Indonesia dan Rusia merupakan negara G20.
Presiden Joko Widodo dan Presiden Vladimir Putin. Indonesia dan Rusia merupakan negara G20. /Antara

PR DEPOK – Invasi Rusia ke Ukraina berujung pada penolakan negara NATO dalam KTT G20 di Indonesia.

Meski mendapat penolakan dari negara NATO, Rusia dikabarkan akan tetap menghadiri KTT G20 di Indonesia dalam waktu dekat.

Polandia misalnya, menyarankan kepada pejabat perdagangan AS untuk menggantikan Rusia dalam kelompok KTT G20.

Baca Juga: Apa Itu G20? Simak Penjelasan, Sejarah, Anggota, Serta Tujuan Utama

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan anggota G20 harus memutuskan tetapi masalah itu bukan prioritas sekarang.

"Ketika sampai pada pertanyaan tentang bagaimana melanjutkan dengan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) dan G20, sangat penting untuk mendiskusikan pertanyaan ini dengan negara-negara yang terlibat dan tidak memutuskan secara individual"

"Cukup jelas bahwa kami sibuk dengan hal lain selain berkumpul dalam pertemuan semacam itu. Kami sangat membutuhkan gencatan senjata,"  kata Scholz.

Baca Juga: Harga Tiket Konser Justin Bieber di Malaysia pada 22 Oktober 2022

Sebaliknya, Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk menghadiri KTT G20 berikutnya di Indonesia akhir tahun ini.

Rusia lantas menerima dukungan berharga dari China pada Rabu.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia yang saat ini menjabat sebagai ketua bergilir G20, mengatakan bahwa Vladimir Putin bermaksud melakukan perjalanan ke Bali untuk KTT G20 pada bulan November.

Baca Juga: Cara Daftar DTKS Online Lewat HP untuk Dapat Bansos PKH hingga Rp3 Juta

"Itu akan tergantung pada banyak, banyak hal, termasuk situasi Covid-19 yang semakin baik. Sejauh ini, niatnya adalah, dia ingin," kata Duta Besar Lyudmila Vorobieva dalam konferensi pers seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Menurutnya G20 adalah forum untuk membahas masalah ekonomi dan bukan krisis seperti Ukraina.

Dengan begitu, tidak ada aturan yang mengharuskan Rusia untuk absen dari KTT G20.

Baca Juga: Mengaku Sempat Dihina Keluarga Doni Salmanan, Gigi Ruwanita : Dikatain Munafik

"Tentu saja pengusiran Rusia dari forum semacam ini tidak akan membantu menyelesaikan masalah ekonomi ini. Sebaliknya, tanpa Rusia akan sulit untuk melakukannya," tuturnya.

Sebelumnya, China yang tidak mengutuk invasi Rusia dan mengkritik sanksi Barat, membela Rusia sebagai anggota penting G20.

"Tidak ada anggota yang memiliki hak untuk memberhentikan negara lain sebagai anggota. G20 harus menerapkan multilateralisme yang nyata, memperkuat persatuan dan kerja sama," katanya.

Baca Juga: DPR dan Pemerintah Bahas Opsi Penyelesaian Kemacetan di Puncak Bogor, Apa Saja?

Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Sentral Indonesia, Dody Budi Waluyo mengatakan pada hari Senin bahwa posisi Jakarta adalah netral dan akan menggunakan kepemimpinan G20 untuk mencoba menyelesaikan masalah, tetapi Rusia memiliki komitmen kuat untuk hadir dan anggota lain tidak dapat melarangnya. melakukannya.

Untuk diketahui, G20 adalah kelompok yang perlu menemukan jawaban atas isu-isu kritis, seperti pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah