Perang Rusia-Ukraina Hari ke-35: Negosiasi Damai Berjalan Positif, Tanda Perang Berakhir?

- 30 Maret 2022, 09:35 WIB
Seorang tentara pro-Rusia terlihat di depan sebuah bangunan apartemen yang hancur akibat serangan di kota Mariupol.
Seorang tentara pro-Rusia terlihat di depan sebuah bangunan apartemen yang hancur akibat serangan di kota Mariupol. /Foto: Reuters/Alexander Ermochenko/

PR DEPOK – Invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-35 sejak Vladimir Putin mengerahkan pasukannya pada 24 Februari 2022.

Selama itu, Rusia dan Ukraina terus mengupayakan negosiasi damai agar perang berakhir.

Baru-baru ini Rusia dan Ukraina sudah melakukan negosiasi damai yang paling efektif dibandingkan kesempatan-kesempatan sebelumnya.

Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Tak Percaya dengan Janji Rusia, Ini Alasannya

Rusia dikabarkan berjanji untuk menarik sejumlah pasukan dari wilayah Ukraina.

Meski demikian, para pejabat Barat dan Ukraina telah bereaksi dengan hati-hati terhadap klaim Rusia bahwa mereka akan secara signifikan mengurangi aktivitas militernya di Ukraina utara setelah kemajuan yang berarti dalam pembicaraan damai di Istanbul.

Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pembicaraan itu terdengar positif tetapi tidak meredam ledakan peluru Rusia.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos April 2022 Online lewat HP, Hanya Modal KTP dan KK Bisa Dapat hingga Rp3 Juta

Ia menyebutkan, Ukraina tidak berniat mengurangi upaya militernya.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga mengingatkan Ukraina untuk tetap hati-hati.

"Saya tidak membaca apa pun sampai saya melihat apa tindakan mereka," ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Baca Juga: Cara Cek Penerima PIP SD SMP SMA 2022, Login pip.kemdikbud.go.id untuk Dapatkan Bantuan hingga Rp1 Juta

Meski begitu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken belum melihat apapun yang menunjukkan bahwa pembicaraan sedang berlangsung dengan cara yang konstruktif dan menyarankan indikasi mundurnya Rusia dapat menjadi upaya Moskow untuk menipu orang dan mengalihkan perhatian.

“Apa yang dikatakan Rusia, dan apa yang dilakukan Rusia, dan kami fokus pada yang terakhir,” katanya.

Sebelumnya, negosiator utama Moskow, Vladimir Medinsky, mengatakan janji Rusia untuk mengurangi operasi militer meski tidak mewakili gencatan senjata.

Baca Juga: Ciri-ciri Lolos Kartu Prakerja Gelombang 25

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita milik negara Rusia, Tass, Medinsky mengatakan masih ada jalan panjang untuk mencapai kesepakatan bersama dengan Ukraina.

Menyusul pengumuman Rusia, dua pejabat senior AS mengatakan AS melihat Rusia mulai menarik beberapa pasukannya dari  Kyiv dalam upaya yang mereka yakini sebagai perubahan besar dalam strategi Rusia.

Pejabat AS lainnya mengatakan setiap pergerakan pasukan Rusia dari sekitar Kyiv adalah penempatan kembali, bukan penarikan.

Baca Juga: Bansos PBI akan Cair Bulan April? Simak Cara Cek Penerima di laman cekbansos.kemensos.go.id

Inggris juga telah melihat tanda-tanda pengurangan dalam pengeboman Rusia di sekitar Kyiv.

Akan tetapi, Inggris bersikeras akan menilai langkah-langkah tentatif menuju kemungkinan kesepakatan damai dengan tindakan daripada kata-kata.

"Kami tidak ingin melihat apapun selain penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayah Ukraina," kata juru bicaranya.

Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) mengatakan dalam pembaruan terbarunya bahwa hampir pasti bahwa serangan Rusia telah gagal dalam tujuannya untuk mengepung Kyiv.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 25 Kapan Ditutup? Ini Bocoran Estimasi Waktu Penutupannya

Sementara itu, Ukraina menyerukan mekanisme jaminan keamanan internasional serupa dengan pasal 5 NATO, yang mewajibkan anggota aliansi untuk saling membela.

Menurut penasihat senior presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, jaminan itu akan melibatkan negara-negara seperti AS, Inggris, Turki, Prancis, dan Jerman yang secara hukum terlibat aktif dalam melindungi Ukraina dari agresi.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan tujuan utama Rusia di Ukraina sekarang adalah pembebasan wilayah Donbas.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah