PR DEPOK – Sebuah penelitian terbaru menyebut bahwa orang yang sempat mengidap Covid-19 memiliki peningkatan risiko mengalami pembekuan darah yang serius hingga enam bulan setelah terinfeksi.
Penelitian itu menyebut risiko pembekuan darah setelah terinfeksi Covid-19 terjadi bahkan dalam kasus ringan.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa Covid-19 meningkatkan risiko pembekuan darah, tetapi studi baru dalam jurnal medis BMJ menunjukkan berapa lama ancaman itu dapat bertahan.
Untuk mengetahuinya, para peneliti membandingkan data dari lebih dari satu juta orang di registrasi nasional Swedia yang tertular Covid dari Februari 2020 hingga Mei 2021.
Data itu dibandingkan dengan kelompok kontrol lebih dari empat juta yang tidak dites positif, seperti dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.
Para ahli menemukan bahwa mereka yang mengidap Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi terkena emboli paru, gumpalan darah yang menyumbat arteri di paru-paru, hingga enam bulan setelah infeksi.
Ada juga peningkatan bahaya trombosis vena dalam (bekuan darah yang biasanya terjadi di kaki) hingga tiga bulan setelah tertular Covid-19.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo dan Virgo Besok, Jumat 8 April 2022: Pendapatan Cenderung Meningkat
Setelah menyesuaikan berbagai faktor, penelitian menemukan peningkatan 33 kali lipat dalam risiko emboli paru bagi mereka yang memiliki Covid-19, serta peningkatan lima kali lipat untuk trombosis vena dalam.
Orang yang menderita gejala parah dari Covid-19 yang memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya lebih berisiko.
Tetapi bahkan orang yang memiliki kasus ringan yang tidak memerlukan rawat inap memiliki bahaya emboli paru dan trombosis vena dalam yang lebih tinggi.
Peluang pembekuan lebih tinggi selama gelombang pertama pandemi daripada tahap selanjutnya, yang menurut para peneliti disebabkan oleh cakupan vaksin dan perawatan yang lebih baik seiring berjalannya waktu.
Para peneliti mengatakan temuan mereka memiliki implikasi kebijakan utama, menyerukan lebih banyak pengobatan untuk mencegah pembekuan darah berkembang, terutama dalam kasus berisiko tinggi.
Mereka juga menekankan bahwa hasil tersebut menyoroti pentingnya mendapatkan vaksinasi.
Dalam tajuk rencana terkait, para peneliti dari Universitas Glasgow yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa hal itu mengingatkan akan perlunya waspada terhadap komplikasi yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 yang ringan sekalipun.***