Vaksin Malaria Pertama Menjadi Inovasi Berkelanjutan dari WHO

- 28 April 2022, 13:15 WIB
Iluistrasi vaksin malaria
Iluistrasi vaksin malaria /Foto: pexels.com

PR DEPOK - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan inovasi berkelanjutan untuk memerangi Malaria.

Hal ini bertujuan untuk melakukan peningkatan investasi dalam memerangi penyakit Malaria.

Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.

Baca Juga: Pelabuhan Penyeberangan Merak Banten Mulai Dipadati Pemudik, Polisi Lakukan Buka Tutup Urai Kemacetan

Pada hari Senin, WHO mengumumkan bahwa lebih dari 1 juta anak telah divaksinasi terhadap penyakit di Ghana, Kenya dan Malawi.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari laman Prokerala, bahwa anak-anak di Afrika telah menggunakan vaksin Malaria pertama di dunia.

WHO memperkirakan vaksin tersebut dapat menyelamatkan nyawa 40.000 hingga 80.000 anak Afrika tambahan setiap tahun.

Baca Juga: Cara Cek Penerima BSU atau Subsidi Gaji Karyawan Lewat Laman bsu.kemnaker.go.id untuk Dapat Rp1 Juta

Namun, menurut Laporan 2021 WHO Malaria Dunia, kemajuan global dalam mengurangi kasus dan kematian malaria telah melambat atau terhenti dalam beberapa tahun terakhir.

Hal tersebut terutama terjadi di negara-negara yang paling parah terkena penyakit malaria.

Laporan tersebut mencatat perlunya inovasi berkelanjutan dalam penelitian dan pengembangan ke alat-alat baru.

Baca Juga: Cara Mudah Cek Penerima Bansos 2022 Melalui cekbansos.kemensos.go.id, Berikut Ulasannya

WHO menghimbau agar dunia mencapai target 2030 dari strategi inovasi berkelanjutan untuk melawan penyakit Malaria.

Untuk memenuhi target 2030, WHO telah meminta investasi R dan D tahunan rata-rata sebesar $851 juta dari tahun 2021 hingga 2030.

Investasi itu naik dari $619 juta yang diinvestasikan dalam R dan D terkait malaria pada tahun 2020.

Selain investasi baru, WHO juga menyerukan penggunaan alat yang ada untuk memerangi malaria dengan lebih baik.

Baca Juga: Lowongan Kerja di PT Bekasi Fajar Industrial Estate, Lulusan Minimal D3 Bisa Mendaftar

Negara-negara yang paling parah terkena malaria telah mengumpulkan dan menganalisis data malaria untuk lebih memahami penyebaran geografis penyakit tersebut.

WHO juga menyerukan negara-negara perlu menerapkan pendekatan yang sama untuk pengendalian malaria di mana-mana.

Untuk itu, negara-negara perlu mempertimbangkan untuk menggunakan paket intervensi yang disesuaikan yang diinformasikan oleh data lokal.

Sebagai informasi, bahwa pada tahun 2020, perkiraan jumlah kematian akibat penyakit ini mencapai 627.000. Namun, malaria dapat dicegah dan disembuhkan.

Baca Juga: Segera Login cekbansos.kemensos.go.id, 6 Pemilik KTP Ini Dipastikan Dapat Bansos Sembako BPNT Rp2,4 Juta

Menurut WHO, Afrika menanggung beban malaria global yang sangat tinggi.

Afrika memiliki 95 persen kasus dan 96 persen kematian akibat penyakit malaria pada tahun 2020.

Sementara itu, anak-anak di bawah lima tahun menyumbang sekitar 80 persen dari kasus kematian itu.

Oleh sebab itu, WHO menyerukan perlu adanya inovasi berkelanjutan untuk memberikan vaksin malaria untuk memerangi penyakit mematikan itu.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Prokerala


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah