PR DEPOK - Usai Swedia dan Finlandia merumuskan rencana untuk segera bergabung dengan NATO, wacana rencana serupa tampak mulai berembus di Swiss.
Tetapi akankah Swiss melepas prinsip netralitasnya dan mendaftarkan diri untuk menjadi anggota NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat?
Profesor ilmu politik di Universitas Basel sekaligus Direktur Swisspeace, Laurent Goetschel, mengatakan kemungkinan Swiss bergabung dengan NATO sangat kecil meski tentunya akan mendatangkan beberapa keuntungan.
"Negara ini (Swiss) mungkin akan mendapat manfaat dari perluasan kerja sama di bidang intelijen dan keamanan lainnya"
"Tetapi selama bertahun-tahun, netralitas menjadi bagian dari identitas nasional Swiss. Sekarang, prinsip itu mewakili orientasi kebijakan luar negeri Swiss," tutur Goetschel dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
Begitu juga dengan analis lainnya yang mengaku sulit membandingkan posisi Swiss dengan Swedia dan Finlandia di Eropa sehingga sangat kecil kemungkinan negara dengan 26 kanton ini bisa dengan leluasa bergabung dengan sekutu Amerika Serikat.
Baca Juga: Besaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji 1443 H Berdasarkan Keppres Nomor 5 Tahun 2022
Sementara itu, meski belum bergabung secara resmi, sejak tahun 2014, Swedia dan Finlandia sudah terlibat banyak aktivitas bersama NATO. Mereka sudah mengizinkan pasukan NATO membuka pangkalan di dekat perbatasan wilayahnya.