Network
PR DEPOK - Uni Eropa berencana akan melarang segala bentuk impor minyak bumi dari Rusia.
Rancangan kebijakan Uni Eropa melarang impror minyak bumi dari Rusia ini masih terkait dengan invasi Moskow terhadap Ukraina yang kian memanas.
Rencananya, blok Uni Eropa akan melarang pengiriman minyak asal Rusia tersebut untuk enam bulan ke depan.
Meski nampak disetuju banyak pihak di kubu Uni Eropa, namun ternyata ada beberapa anggota yang tegas menolak. Salah satunya Hungaria.
Melalui Menlu Petez Szijjarto, Hungaria menyatakan tegas menolak proposal dari blok tersebut. Pasalnya, ekonomi negaranya hanya akan hancur jika meyetujui melarang impor minyak dari Rusia.
"Proposal tersebut mustahil . Minyak sangat dibutuhkan untuk memfungsikan ekonomi Hungaria," kata Szijjarto, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.
Menurut Szijjarto lagi, pelarangan untuk membeli minyak dari Rusia bukan hal yang masuk akal bagi Hungaria. Terlebih setengah dari kebutuhan minyak negaranya didatangkan dari negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut.
Baca Juga: Studi Baru Temukan Kelompok Paling Rentan Terpapar Covid-19, Ada Etnis Asia dan Berkulit Hitam
Oleh karena itu, lanjut Menlu Hungaria ini, pelarangan impor minyak dari Rusia yang direncanakan Uni Eropa ini sama saja dengan usaha penghancuranbm diri.
Secara khusus, Komisi Uni Eropa memang meminta persetujuan dari para anggota blok itu untuk melarang minyak dari Rusia.
Ketua Komisi Uni Eropa Ursul von der Leyen secara khusus meminta kooperatif dari pihak Hungaria dan Slovakia.
Namun, perwakilan Hungaria untuk Uni Eropa, Zoltán Kovács menegaskan akan menolak usulan von der Leyen.
Hungaria bahkan siap memveto putusan dewan jika memang Uni Eropa sepakat menghentikan impor minyak dari Rusia.
Menurut Kovács, pelarangan untuk impor minyak dari Moskow adalah hal yang tidak bisa diterima.
Secara tegas Kovács menyebut bahwa Ekonomi Hungaria akan hancur jika ikut melarang impor minyak dari Moskow.
Diketahui bersama, usaha Uni Eropa memberi sanksi ekonomi kepada Rusia kian hari kian ketat. Tapi, Rusia tak gentar dengan ancaman pemutusan pasokan gas alam di Benua Biru.***
