Sebut Telah Bantu Membunuh Jenderal Rusia, AS Klaim Berikan Intelijennya pada Pasukan Ukraina

- 6 Mei 2022, 11:53 WIB
AS mengungkapkan bahwa mereka memberi intelijen pada pasukan Ukraina untuk membantu membunuh jenderal Rusia.
AS mengungkapkan bahwa mereka memberi intelijen pada pasukan Ukraina untuk membantu membunuh jenderal Rusia. /Gleb Garanich /Reuters

PR DEPOK – Pejabat AS dilaporkan mengungkap bahwa mereka memberikan intelijen yang telah membantu pasukan Ukraina menargetkan dan membunuh banyak jenderal Rusia.

Klaim di New York Times yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari The Guardian ini, mengutip pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan mamanya.

Klaim itu mengkonfirmasi kecurigaan bahwa AS memasok intelijen yang dapat ditindaklanjuti secara real time untuk membantu militer Ukraina memilih target bernilai tinggi.

Mengonfirmasi klaim tersebut, juru bicara Pentagon, John Kirby, mengakui AS memberikan Ukraina informasi dan intelijen yang dapat mereka gunakan untuk membela diri.

Baca Juga: Cara Mudah Cek Bansos Rp600 Ribu Lewat HP untuk Pelaku UMKM, Buka Link Segera

Meskipun demikian, Adrienne Watson, juru bicara dewan keamanan nasional, mengatakan intelijen tidak diberi pada Ukraina dengan niat untuk membunuh jenderal Rusia.

Pengakuan bantuan intelijen AS dalam menargetkan pasukan Rusia adalah eskalasi lebih lanjut dalam apa yang semakin menjadi perang proksi antara AS dengan Barat, dan pasukan Rusia di Ukraina.

Beberapa pejabat Eropa menyatakan kegelisahan tentang klaim tersebut.

“Kami harus sangat berhati-hati dengan apa yang kami arahkan, karena dua alasan: untuk keamanan operasi di lapangan, dan karena kami tidak ingin berperang dengan Rusia,” kata salah satu dari mereka.

Baca Juga: Cara Cek Penerima BSU 2022, Siapkan NIK KTP untuk Dapatkan BLT Gaji Rp1 Juta

Yang lain, yang diberi pengarahan dengan baik tentang masalah ini, mengatakan klaim itu menyesatkan.

“Saya tidak berpikir bahwa informasi yang diterbitkan di New York Times tentang penargetan jenderal Rusia tidak akurat,” kata pejabat itu.

“Alasan mengapa pasukan Ukraina berhasil menargetkan jenderal Rusia adalah karena Rusia menerapkan doktrin bekas Uni Soviet. Ukraina cukup pintar untuk mengetahui area mana yang perlu mereka targetkan begitu pasukan Rusia dikerahkan di lapangan,” tambahnya.

Kremlin mengatakan bahwa pihaknya sangat menyadari bahwa AS, Inggris, dan negara-negara NATO lainnya terus-menerus memberi informasi intelijen kepada militer Ukraina dan bahwa ini tidak akan menghentikan Rusia untuk mencapai tujuannya.

Baca Juga: 10 Tahun Menanti, PMI Asal Sigi yang Sakit Stroke Akhirnya Berhasil Pulang

Meskipun Moskow telah mengatakan pihaknya menargetkan pengiriman senjata barat yang tiba di Ukraina, mereka juga mengancam pembalasan setelah menteri pertahanan Inggris James Heappey membela Ukraina yang menyerang target di dalam Rusia.

Menurut pejabat AS, Washington telah memberikan rincian kepada Ukraina tentang perkiraan pergerakan pasukan Rusia dan lokasi serta informasi lain tentang markas militer bergerak Rusia.

Ukraina disebut telah menggabungkan bantuan itu dengan intelijennya sendiri untuk melakukan serangan artileri dan serangan lain yang telah membunuh perwira Rusia.

Para pejabat Ukraina mengatakan mereka telah membunuh sekitar 12 jenderal Rusia di medan perang.

Baca Juga: Rusia Terancam Kehabisan Rudal, Jenderal Top Mulai Takut Hal Ini jika Invasi Gagal di Ukraina

Kematian terbaru terjadi pada akhir pekan yang dilaporkan Mayor Jenderal Andrei Simonov, seorang komandan perang elektronik Rusia, yang menurut Ukraina dibunuh di dekat kota Izyum di wilayah Kharkiv.

Membenarkan peningkatan tajam dalam bantuan militer ke Ukraina bulan lalu, presiden AS, Joe Biden, menjelaskan bahwa Washington ingin membantu membentuk kondisi untuk membantu pasukan Ukraina dalam fase perang saat ini.

The New York Times melaporkan pemerintahan Biden telah berusaha untuk merahasiakan banyak intelijen untuk menghindari memprovokasi Vladimir Putin ke dalam perang yang lebih luas.

Perhitungan hati-hati itu tampaknya telah berubah dalam beberapa pekan terakhir, karena negara-negara telah menyuarakan dukungan terbuka untuk Ukraina dan memasok peralatan yang jauh lebih mematikan, termasuk artileri dan amunisi yang sangat dibutuhkan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah