3 Kontroversi Meninggalnya Shireen Abu Akleh, Jurnalis Al Jazeera yang Diduga Ditembak Pasukan Israel

- 12 Mei 2022, 17:15 WIB
Jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh yang ditembak mati saat melaporkan operasi militer Israel.
Jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh yang ditembak mati saat melaporkan operasi militer Israel. /Reuters/Imad Creidi/

PR DEPOK - Dunia pers saat ini tengah dihebohkan dengan kasus meninggalnya Shireen Abu Akleh, jurnalis Al Jazeera yang diduga ditembak oleh pasukan Israel.

Shireen Abu Akleh ditembak pada bagian kepala saat meliput pertempuran pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat, Palestina pada Rabu, 11 Mei 2022.

Shireen Abu Akleh sempat dilarikan ke rumah sakit sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga: Siapa Shireen Abu Akleh, Jurnalis yang Tewas Ditembak Pasukan Israel? Berikut Profil dan Biodatanya

Berbagai kontroversi meninggalnya Shireen Abu Akleh pun mencuat ke permukaan dan sukses menyedot perhatian dunia.

Bagi Anda yang belum mengetahui informasi soal kasusnya, simak 3 kontroversi meninggalnya Shireen Abu Akleh sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok-com dari Aljazeera di bawah ini.

1. Jurnalis di Tempat Kejadian Menyalahkan Pasukan Israel

Jurnalis yang berada di tempat kejadian saat Abu Akleh tertembak menyalahkan pasukan Israel atas tewasnya wartawati berkewarganegaraan ganda Palestina - Amerika ini.

Baca Juga: Pekerja dengan Kriteria Ini Dipastikan Mendapatkan BSU BPJS Ketenagakerjaan Rp1 Juta

Saksi mata dan rekan jurnalis Shatha Hanaysha mengatakan bahwa jurnalis Al Jazeera bersama wartawan lain terkejut ketika mereka mendapat tembakan peluru tajam saat mereka berjalan kaki di Jenin.

Hanaysha mengatakan pasukan Israel yang melepaskan tembakan dapat dengan jelas melihat bahwa mereka adalah jurnalis.

Dia menyebut penembakan terhadap Shireen Abu Akleh adalah hal yang disengaja.

“Orang yang membunuh Shireen dimaksudkan untuk membunuhnya karena dia menembakkan peluru ke area tubuhnya yang tidak terlindungi,” kata Hanaysha, merujuk pada pakaian pelindung yang dikenakan jurnalis Al Jazeera.

Baca Juga: Denny Darko Prediksi Pernikahan Arya Saloka dan Putri Anne Terkait Isu Perselingkuhan dengan Amanda Manopo

“Jika mereka tidak benar-benar ingin membunuh sebagian dari kita, mereka bisa saja mulai menembak sebelum kita tiba di area sempit ini. Saya melihat ini sebagai pembunuhan jurnalis yang jelas, ”katanya.

Mujahed al-Saadi, jurnalis lain yang menyaksikan pembunuhan itu, mengatakan tembakan yang menargetkan para jurnalis berlanjut bahkan setelah dijelaskan kepada tentara Israel bahwa mereka menembaki anggota pers.

2. Palestina dan Israel Saling Menyalahkan

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menuduh pasukan Israel melakukan pembunuhan yang disengaja terhadap Abu Akleh dan menganggap Israel bertanggung jawab penuh atas kematiannya.

Baca Juga: Ajukan Banding, Doddy Sudrajat Akui Siap Biayai Gala Sky Rp10 Juta Tiap Bulan: Tanpa Meminta Donasi

Abbas menggambarkan insiden itu sebagai pembunuhan berdarah dingin yang terang-terangan oleh tentara Israel.

Namun pernyataan berbeda keluar dari tentara Israel yang menduga Abu Akleh mungkin telah terbunuh oleh tembakan Palestina.

Menurut pengakuan tentara Israel, para pejuang bersenjata Palestina juga hadir di wilayah konflik pada saat jurnalis Aljazeera tersebut ditembak.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan "kemungkinan" bahwa tembakan Palestina membunuh reporter Al Jazeera.

Baca Juga: Apa Itu Trial Test BUMN? Simak Penjelasannya jika Lolos Hasil Seleksi Rekrutmen Bersama BUMN 2022

“Menurut informasi yang kami kumpulkan, tampaknya orang-orang Palestina bersenjata – yang menembak tanpa pandang bulu pada saat itu – bertanggung jawab atas kematian malang jurnalis itu,” kata Bennett dalam sebuah pernyataan dikutip dari Aljazeera.

Namu kemudian pada hari itu juga, panglima militer Israel muncul untuk menolak pernyataan bahwa Abu Akleh mungkin telah terbunuh oleh peluru nyasar yang ditembakkan oleh pejuang Palestina.

Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan tidak jelas siapa yang melepaskan tembakan yang menewaskan wartawan itu.

Baca Juga: Cek BPNT 2022 Online Lewat Link Berikut, Manfaatkan KTP untuk Dapatkan BLT Kartu Sembako hingga Rp2,4 Juta

"Pada tahap ini, kami tidak dapat menentukan dengan api siapa dia terluka dan kami menyesali kematiannya," katanya, menurut laporan berita.

3. Kelompok Hak Asasi Manusia Ikut Buka Suara

Omar Shakir, direktur Israel dan Palestina untuk Human Rights Watch (Hak Asasi Manusia) mengatakan bahwa organisasi itu sedang menyelidiki pembunuhan jurnalis Al Jazeera dan menggambarkan penyelidikan Israel atas pembunuhan semacam itu “sebagai mekanisme pengapuran”.

“Itulah penilaian yang dicapai oleh organisasi hak asasi manusia termasuk organisasi hak asasi manusia utama Israel B'Tselem. Human Rights Watch memiliki diagnosis serupa,” katanya, berbicara kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Cara Cek Nama Aktif di BPJS Ketenagakerjaan di sso.bpjsketenagakerjaan.go.id agar Dapat BSU 2022

“Kenyataannya adalah tidak ada pertanggungjawaban atas pelanggaran semacam itu ketika menyangkut tindakan oleh otoritas Israel”.

Sementara itu, Direktur eksekutif Institut Pers Internasional, Barbara Trionfi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pembunuhan itu terjadi pada saat meningkatnya serangan terhadap wartawan di Tepi Barat dan Gaza.

Menurutnya, serangan-serangan tersebut secara khusus menargetkan jurnalis Palestina.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Gambar Matahari Terbenam Paling Sempurna, Ungkap Lebih Banyak Tentang Diri Anda

Trionfi kemudian menyerukan penyelidikan independen untuk menentukan "apakah Shireen menjadi sasaran".

Namun dalam keterangannya, dia menambahkan bahwa penyelidikan semacam itu akan "sangat sulit untuk sampai ke sana" jika pihak berwenang Israel terlibat.

Lantas apa yang mungkin terjadi selanjutnya antara Israel dan Palestina menyusul insiden meninggalnya Shireen Abu Akleh?

Baca Juga: Cegah Hepatitis, Sekolah di Jakarta Barat akan Lakukan Cek Kesehatan untuk Pelajar Sebulan Sekali

Abu Akleh adalah seorang jurnalis veteran yang terkenal di masyarakat Palestina. Pembunuhannya kemungkinan akan semakin meningkatkan ketegangan di Tepi Barat dan Israel.

Kelompok hak asasi, pengacara dan otoritas Palestina mengatakan mereka tidak mengharapkan keterlibatan Israel dalam penyelidikan kasus kematian Shireen Abu Akleh.

Hal itu karena mereka menilai Israel memiliki rekam jejak tidak menyelidiki secara menyeluruh kejahatan yang dilakukan oleh tentara Israel.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x