RS St. Joseph French di Yerusalem akan Tuntut Polisi Israel karena Serang Pelayat Jurnalis Al Jazeera

- 17 Mei 2022, 17:25 WIB
RS St. Joseph French di Yerusalem akan menuntut polisi Israel karena menyerang pelayat jurnalis Al Jazeera Abu Akleh.
RS St. Joseph French di Yerusalem akan menuntut polisi Israel karena menyerang pelayat jurnalis Al Jazeera Abu Akleh. /Reuters/ Ammar Awad.

PR DEPOK - Buntut dari penyerangan polisi Israel terhadap para pelayat Shireen Abu Akleh, RS St. Joseph French di Yerusalem, Palestina, akan ajukan tuntutan.

RS St. Joseph French itu menuntut polisi Israel karena telah menyerbu gedung-gedung utama RS dan mengintimidasi pelayat jurnalis Al Jazeera.

Direktur RS Jamil Koussa, mengatakan bahwa pihaknya tengah mengumpulkan semua bukti serangan polisi Israel terhadap pelayat.

Baca Juga: Medina Zein Dikabarkan Tengah Dirawat di Rumah Sakit Jiwa, Ini Penjelasan Pihak Keluarga

"Saat ini, kami sedang mengumpulkan dokumen dan foto yang mendokumentasikan serangan Israel terhadap pelayat dalam upaya untuk menuntut mereka sesegera mungkin," ujarnya

"Polisi Israel bersikeras memukul dan menggunakan kekerasan terhadap para pelayat yang jelas tidak menimbulkan bahaya bagi mereka"

"Mereka (polisi Israel) telah melanggar semua hukum kemanusiaan," Koussa melanjutkan penjelasannya.

Baca Juga: Persib Bandung Pantau Pemain Asal Jepang yang Bermain di Liga Serbia

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Araby pada Selasa, 17 Mei 2022, Koussa juga menegaskan bahwa pihak RS tidak akan mentolerir polisi Israel, terlepas dari hasilnya nanti.

Diketahui sebelumnya, Jumat akhir pekan lalu, puluhan polisi Israel memukul dan menembakkan peluru karet kepada para pelayat jurnalis yang terbunuh pada beberapa hari sebelumnya.

Abu Akleh dilaporkan terbunuh oleh tembakan sniper yang diduga datang dari pasukan Israel ketika dirinya sedang meliput bentrokan di Jenin, di Tepi Barat yang diankesasi.

Baca Juga: Tips agar Mudah Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 29

Sementara Israel belum bertanggung jawab atas kematiannya, namun menyerukan penyelidikan bersama Israel-Palestina.

Ribuan warga Palestina bergegas untuk mengambil bagian dalam pemakaman Abu Akleh di berbagai kota Palestina pekan lalu, termasuk Jenin, Nablus, dan Ramallah.

Pada Kamis, jenazah Abu Akleh tiba di Yerusalem, kampung halamannya, dalam upaya untuk mengatur pemakamannya pada Jumat sore.

Baca Juga: Sri Lanka Alami Krisis Bahan Bakar, Wickremesinghe: Kami Hanya Punya Stok Bensin untuk Satu Hari

Namun, menjelang pemakaman dimulai, polisi Israel memanggil Tony Abu Akleh, saudara laki-laki Shireen, memintanya untuk tidak mengibarkan bendera atau spanduk Palestina melawan Israel.

"Saya mengatakan kepada mereka (polisi Israel) bahwa saya tidak dapat mengendalikan massa yang akan berpartisipasi dalam pemakaman"

"Itu adalah bentuk patriotisme, di mana semua orang Palestina dari semua sekte politik dan agama berpartisipasi," tutur saudara laki-laki Akleh.

Baca Juga: Masukan NIK ke eform.bri.co.id, 4 Kriteria Pelaku Usaha Ini Bisa Dapat BLT UMKM Rp600 Ribu

Ketika pelayat meninggalkan rumah sakit membawa peti mati Abu Akleh, lusinan pasukan polisi Israel menyerbu halaman rumah sakit dan menembakkan granat kejut sambil menyerang pelayat secara fisik, memaksa mereka mundur.

Warga Palestina setempat membagikan sejumlah video dan foto di media sosial, yang semuanya menyoroti penggunaan kekerasan terhadap pengusung jenazah, yang mengakibatkan cedera pada beberapa dari mereka.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Al Araby


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah